Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan ini, mata uang poundsterling loyo di hadapan dollar AS. Meski hari ini bergerak rebound, namun secara umum, GBP masih sulit menandingi USD.
Mengutip Bloomberg, Kamis (21/6) pukul 18.45 WIB, pasangan GBP/USD naik 0,3% ke level 1,3211. Namun, kemarin, GBP sempat menyentuh level terendah sejak Novembeer 2017 diĀ 1,3172.
"Poundsterling kemarin tertekan setelah yield obligasi pemerintah AS naik dan menjadi trigger bagi penguatan kurs dollar," ujar analis Rifan Financindo, Puja Purbaya Sakti, Kamis (21/6).
Penguatan poundsterling sebelumnya karena kemenangan Theresa May di parlemen terkait Brexit menjadi tertahan lantaran prospek kebijakan Bank Sentral Inggris (BoE) yang masih akan menahan suku bunga acuan di level 0,5%. Menurut Puja, harapan pasar untuk kenaikkan suku bunga pada kuartal ketiga mendatang pun mulai menguap.
Jumat (22/6) pada pukul 03.15 WIB, Gubernur BoE Mark Carney akan menyampaikan pidatonya di depan publik. Pelaku pasar kembali menanti poin penting apa yang akan disampaikan Carney terkait kebijakan bank sentral ke depan. "Jika pidato kembali bernada dovish, ini akan semakin berdampak negatif ke pergerakan kurs poundsterling," papar Puja.
Dari sisi teknikal, Puja menjelaskan, saat ini indikator Moving Average Exponential (EMA) bergerak melebar dengan arah turun yang menunjukkan kondisi bearish. Indikator RSI dan Stochastic sejatinya telah menunjukan kondisi oversold, namun belum ada tanda-tanda untuk rebound secara teknis dalam waktu dekat.
Secara umum, pasangan GBP/USD masih berpotensi melanjutkan koreksi pada perdagangan besok. Puja merekomendasi sell untuk pasangan mata uang ini, apabila kurs semakin tertekan di bawah level 1.3059.
Untuk Jumat (22/6), Puja memprediksi pasangan mata uang ini berada dalam rentang support 1,3030 - 1,2950 dan resistance 1,3150 - 1,3200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News