Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suasana panas masa-masa pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden telah selesai. Dua kandidat presiden sudah bertemu, tapi minat emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sebagai aset safe haven tidak akan langsung ditinggalkan. Harga emas batangan pun tidak langsung anjlok.
Emas merupakan aset safe haven atau aset yang dipandang paling aman bagi investor ketika terjadi permasalahan pada perekonomian di tengah kondisi yang tidak menentu.
Faktor pemilu Presiden 2019 di Indonesia juga diamini akan menciptakan rush money sehingga investor mengalihkan investasinya pada aset yang lebih aman, yaitu emas batangan.
Baca Juga: Profit taking turunkan harga emas Antam
Marketing Manager Antam Yudi Hermansyah mengaku, permintaan emas batangan naik seiring dengan penguatan harga. “Sejak menjelang Idul Fitri tahun ini, tingkat pembelian di Antam luar biasa tinggi sampai antrean mengular hingga luar butik,” tuturnya.
Geliat penjualan ini tampak dari data beberapa bulan terakhir. Pada April, Antam menjual 1,3 ton emas. Sebulan kemudian, Mei, Antam menjual hampir dua kali menjadi 2,5 ton, lalu kembali melonjak ke angka 4,9 ton pada Juni.
Namun, Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan faktor risiko politik yang kian menipis tidak serta merta membuat harga emas Antam turun di kemudian hari. Penurunan harga emas Antam justru banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga emas global dan faktor nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.
Baca Juga: Ekonomi China melambat, harga emas di pasar spot turun pagi ini
"Prospek harga emas Antam akan mengikuti kenaikan dan penurunan harga spot emas dunia, kondisi politik dalam negeri sebenarnya bukan faktor utama untuk mendongkrak harga Antam," kata Suluh, Minggu (15/7).
Harga emas Antam naik jika ada sentimen positif dari permintaan bank sentral dunia. Selain itu, pelemahan dollar AS juga bisa mendongkrak permintaan emas Antam.