Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Perusahaan pun menjelaskan, penurunan ini disebabkan oleh pasar batubara yang melemah secara keseluruhan serta berkepanjangan. Kondisi tersebut mendorong pelanggan untuk menurunkan tingkat produksinya menjelang sisa tahun.
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis menambahkan, pihaknya masih merampungkan panduan kinerja operasional tahun ini. Namun, dia optimis dengan prospek harga batubara saat ini.
“Secara resmi guidance belum keluar. Tetapi kami lebih optimis dibanding tahun lalu. Semoga harga batubara bisa terjaga,” terang Regina kepada Kontan.co.id, Rabu (21/1)
Per Desember 2020, DOID mencatatkan rasio pengupasan atau stripping ratio di angka 4,1 kali, menurun dari realisasi November 2020 yakni 4,4 kali.
Raih perpanjangan kontrak
DOID juga mengumumkan seputar update perpanjangan kontrak dengan pelanggannya. Pada Januari 2021, DOID dan PT Indonesia Pratama (IPR), anak perusahaan PT Bayan Resources Tbk (BYAN), menandatangani perjanjian untuk memperpanjang kontrak yang ada (yang sudah ditandatangani pada tahun 2018) hingga Desember 2031.
Kontrak ini yang juga mencakup ekspansi signifikan yang memberikan tambahan pengerjaan volume pemindahan lapisan penutup (OB) lebih dari 650 juta bcm, lebih dari 210 juta ton batubara yang akan diekstraksi, dan lebih dari 75 juta ton batubara yang akan diangkut. Perkiraan nilai kontrak ini sekitar Rp 26 triliun atau setara kurang lebih US$ 1,9 miliar.
Selanjutnya: Delta Dunia Makmur (DOID) merugi US$ 3,69 juta hingga kuartal ketiga 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News