kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produk minuman kesehatan topang kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I 2020


Selasa, 21 Juli 2020 / 19:11 WIB
Produk minuman kesehatan topang kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I 2020
ILUSTRASI. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) masih mampu mencatatkan kinerja yang positif di semester I 2020.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pasar yang dibayangi pandemi Covid-19, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) masih mampu mencatatkan kinerja yang positif di semester I 2020. Penjualan produk minuman kesehatan menopang SIDO.

Mengutip laporan keuangan SIDO, di semester I 2020, SIDO mengantongi penjualan hingga Rp 1,45 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 3,51% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,41 triliun.

"Naiknya permintaan akan produk-produk minuman kesehatan seperti produk minuman VIT C 1000, serta minuman herbal, menjadi pendorong utama kinerja penjualan di semester pertama tahun ini," jelas Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard, Selasa (21/7).

Penjualan makanan dan minuman SIDO tercatat Rp 469,16 miliar atau naik 16,28% secara tahunan atau year on year (YoY). Kemudian, penjualan segmen produk farmasi dengan peningakatan 6,03% yoy menjadi Rp 67,35 miliar.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) optimistis menggenjot produksi di era new normal

Sementara penjualan segmen produk jamu herbal dan suplemen justru terkikis 2,11% yoy menjadi Rp 923,19 miliar.

Menurut Leonard, sebenarnya penjualan segmen herbal di pasar domestik  masih meningkat. Namun, secara konsolidasi penjualan segmen itu mengalami tekanan karena penurunan penjualan ekspor ke Filipina. Asal tahu saja, kontribusi penjualan ekspor mencapai 2% sepanjang semester I 2020 ini.

Penjualan SIDO yang masih meningkat hingga saat ini tidak terlepas dari produk-produk baru yang diluncurkan. Di kuartal II tahun 2020 saja, SIDO meluncurkan tujuh produk baru, di antaranya Esemag, Tolak Linu Cool, Kapsul JSH, dan sebagainya.

Secara total, hingga semester I 2020, SIDO telah meluncurkan 14 produk dan varian yang baru. "Mendukung gaya hidup masyarakat yang lebih sehat terutama memasuki new-normal sekarang ini," imbuh Leonard lagi.

Peningkatan penjualan SIDO turut mengerek  laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih. Tercatat, laba bersih SIDO naik hingga 10,6% yoy menjadi Rp 413,79 miliar dari sebelumnya Rp 374,11 miliar.

Selain ditopang penjualan yang meningkat dari segmen makanan dan minuman, laba bersih SIDO terkerek berkat strategi efisiensi biaya operasional selama masa pandemi ini. Asal tahu saja, di semester I 2020, biaya operasional SIDO mampu ditekan hingga 4,5% yoy. Hasilnya, laba operasi SIDO mengalami kenaikan sebesar 7% yoy.

Baca Juga: Optimisme konsumen turun, simak rekomendasi untuk saham emiten barang konsumsi

Per 30 Juni 2020, total aset yang dimiliki SIDO mencapai Rp 3,44 triliun, turun 2,55% dibanding akhir tahun 2019 yang mencapai Rp 3,53 triliun. Tercatat, total liabilitasnya turun hingga 21,15% dibanding akhir tahun 2019, menjadi Rp 366,52 miliar. Ekuitasnya tercatat meningkat Rp 3,07 triliun dari sebelumnya Rp 3,06 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (21/7), perubahan likuiditas SIDO yang lebih dari 20% itu dipicu oleh utang pajak yang menurun hingga 45% dibanding akhir tahun lalu, menjadi Rp 57,74 miliar.

Penurunan disebabkan estimasi terdapat lebih bayar PPh badan per 31 Maret 2020. Ini menyebabkan cicilan April hingga Juni 2020 menjadi nihil. Sehingga, total kredit pajak menjadi berkurang dan meningkatkan utang PPh 29 perusahaan per 30 Juni 2020.

Selain itu, beban akural mengalami penurunan hingga 58% menjadi Rp 50,06  miliar pada 30 Juni 2020 dari sebelumnya Rp 119,18 miliar pada akhir tahun 2019.

"Penurunan ini disebabkan penayangan iklan TV di bulan Juni 2020 lebih sedikit dibandingkan Desember 2019," jelas Leonard dalam keterbukaan informasi, Selasa (21/7).

Baca Juga: Ciamik, pendapatan dan laba bersih Sido Muncul (SIDO) di semester I-2020 kompak naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×