kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk besutan IPIM unggul di pasar ETF


Selasa, 30 Mei 2017 / 22:56 WIB
Produk besutan IPIM unggul di pasar ETF


Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Data Infovesta Utama per 19 Mei 2017 menunjukkan secara month to date, kinerja tertinggi produk ETF diraih oleh beberapa jajaran produk milik PT Indo Premier Investment Management (IPIM) yang berhasil unggul.

Misalnya saja hingga medio Mei, produk Premier ETF Indonesia Consumer menorehkan return sebesar 5,08%, lalu mengekor Premier ETF IDX30 mencetak kinerja 4,26% dan di jajaran selanjutnya terdapat Premier ETF Sri Kehati mencatat return sebesar 4,13%.

Asal tahu saja, kinerja beberapa produk tersebut cukup positif seperti yang tercermin pada masing-masing pergerakan indeks acuannya. Semisal hingga 19 Mei, indeks IDX30 mengalami kenaikan 1,31% mtd dan indeks Sri Kehati menorehkan kinerja sebesar 1,68% mtd.

Direktur Utama Indo Premier Investment Diah Sofiyanti, menuturkan bahwa pihaknya sengaja menerapkan strategi untuk menyasar pada investor institusi pada produk-produk ETF-nya. Maklum saja, menurutnya institusi memerlukan instrumen yang dapat menyelamatkan dana kelolaannya dari risiko pasar.

Beberapa produk ETF milik Indopremier menorehkan kinerja yang cukup baik dalam beberapa periode. Akan tetapi, Diah tidak menampik bahwa kinerja setiap produk ETF tak selamanya terus bagus.

Diah mencontohkan, saat ini ETF sektor keuangan sedang cemerlang, namun nanti akan ada fase di mana sektor keuangan sedang lesu karena berbagai alasan. “Jadi, mustahil kalau suatu produk apalagi yang sektoral akan selalu on top kinerjanya, pasti ada jatuh bangun,” cetusnya.

Atas alasan itu, Diah berpandangan perlu untuk meminimalisasi risiko, dengan menyebar risiko sedalam-dalamnya. Salah satunya dengan cara membuat variasi produk ETF sektoral, seperti infrastruktur, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan konsumsi. Pengembangan produk pun ia dasari dengan pertimbangan fundamental, teknikal, dan sentimen.

Dengan prinsip tersebut, Diah mengungkapkan, segala strategi yang diterapkan berlaku jangka panjang. “Kalau sudah pakem dengan rencana jangka panjang, kita jadi tidak akan terbawa permainan pasar,” tandasnya.

Strategi-strategi tersebut bisa dibilang manjur. ETF ramai diserbu investor baik institusi maupun ritel. Tercermin dari kesembilan produk yang ada berhasil menghimpun total dana kelolaan hingga Rp 4,55 triliun sampai Senin (29/5). AUM tersebut bersumber dari sekitar 60 investor institusi dan 300 investor ritel.

Sejak awal tahun, jumlah tersebut mencatatkan pertumbuhan sebesar 39,14% dari total dana kelolaan seluruh produk ETF sebelumnya sebesar Rp 3,27 triliun.

Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sejak produk ETF perdana IPIM diluncurkan pada tahun 2007 dengan total AUM hanya Rp 25 miliar dari dua investor institusi ditambah lima investor ritel. "Tahun 2007-2011 kami hanya punya satu produk ETF berjenis saham," ungkap Diah.

Ia memprediksi, IHSG dapat tumbuh sekitar 15% atau sampai level 6.100 begitu pun dengan return di akhir tahun ini yang persentasenya kurang lebih mengikuti pertumbuhan IHSG tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×