kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pasar ETF mendadak bergairah


Rabu, 12 November 2014 / 07:21 WIB
Pasar ETF mendadak bergairah
ILUSTRASI. Film horor Bayi Ajaib asal Indonesia masih bertahan dalam jajaran teratas top film Netflix hari ini (29/5), cari tahu film lainnya di sini.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Minat investor mengoleksi reksadana jenis exchange traded fund (ETF) meningkat drastis pada Oktober 2014. Ekspektasi positif terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi salah satu faktor pendorong investor mulai bertransaksi ETF.

Sekadar menyegarkan ingatan, produk ETF adalah reksadana yang bisa diperdagangkan di bursa efek. Pendek kata, bentuk ETF itu reksadana, dan bisa ditransaksikan setiap saat ketika bursa saham beroperasi selayaknya transaksi saham.

Risiko berinvestasi ETF juga relatif lebih minim dibandingkan bertransaksi langsung di saham. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi ETF di pasar sekunder sepanjang Oktober lalu melonjak 702% dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi Rp 3,29 miliar. Peningkatan tersebut juga terlihat pada volume transaksi yang meroket hingga 555% menjadi 3,82 juta, dan frekuensi transaksi yang juga naik 30,24% menjadi 3.182 kali.

Saat ini, ada enam produk ETF terbitan PT Indo Premier Investment Management yang diperdagangkan di pasar modal.

Direktur Indo Premier Investment Management, Diah Sofiyanti, menuturkan, lonjakan transaksi ETF di Oktober didorong sentimen resminya pergantian pemerintahan baru. Momentum ini mengindikasikan semakin dekatnya realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Rencana kenaikan harga BBM bisa memicu kinerja pasar modal terkoreksi dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, kinerja pasar akan cenderung meningkat.

"Investor reksadana melihat kondisi tersebut paling baik disikapi dengan mengoleksi ETF, karena bisa masuk dan keluar dengan cepat," paparnya. Selain itu, lanjut Diah, peningkatan transaksi ETF juga ditopang minat investor saham yang beralih ke ETF. Ia menduga, kenaikan harga BBM menyebabkan investor saham lebih defensif, sehingga mencari instrumen yang memiliki aset dasar beragam. "Tujuannya untuk mengurangi risiko, tapi di saat bersamaan tetap memiliki potensi kenaikan return," ujar Diah.

Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, produk ETF sebagai instrumen paling fleksibel yang di dalamnya telah terdiversifikasi berbagai saham. Kelebihan ini pula yang menjadi alasan utama investor mengoleksi ETF pada Oktober lalu. Misalnya, saham LQ45 sedang naik terus.

"Ada investor yang tak mau ambil pusing memilih saham, sehingga membeli ETF LQ45 karena di dalamnya terdapat saham-saham LQ45," papar Edbert.

Searah IHSG

Proyeksi Edbert, pada akhir tahun ini, kondisi pasar saham masih sulit ditebak. Pasar saham masih berpotensi naik hingga akhir tahun mengingat kebijakan pemerintah Joko Widodo mengedepankan pertumbuhan infrastruktur. Tapi, di sisi lain, pasar modal dapat terkoreksi akibat kenaikan harga BBM dan wacana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika.

"Menghadapi dua kondisi yang saling bertentangan tersebut, investor akan memilih instrumen yang meminimalkan risiko. Di sisi lain, dapat pula segera masuk jika kondisi pasar modal ternyata positif," ungkap Edbert. Ia bilang, Infovesta tidak memproyeksi imbal hasil ETF. Sebab, kinerjanya berbeda dengan reksadana saham, lantaran aset dasar ETF lebih spesifik ketimbang reksadana saham.

Hanya saja, kata Edbert, jika berpatokan pada IHSG, ia yakin, ETF masih dapat tumbuh dari saat ini, karena IHSG berpeluang ke level 5.300 di akhir tahun ini. Dengan pola perubahan instrumen investasi ini, Diah optimistis, pada akhir tahun ini kinerja ETF bakal makin cemerlang. Ia memperkirakan, setidaknya imbal hasil ETF akan searah dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×