kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Prodia Widyahusada (PRDA) Catat Penurunan Kinerja per Kuartal III 2025, Ini Sebabnya


Minggu, 02 November 2025 / 15:03 WIB
Prodia Widyahusada (PRDA) Catat Penurunan Kinerja per Kuartal III 2025, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Gedung kantor PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA).


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat penurunan kinerja hingga September 2025.

Melansir laporannya di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10/2025), laba tahun berjalan PRDA yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 114,56 miliar. Angka ini anjlok 41,06% secara tahunan (year on year/YoY) dari raihan per September 2024 yakni Rp 194,39 miliar.

Hal ini disebabkan oleh naiknya sejumlah pos beban, seperti beban lainnya dari Rp 4,47 miliar menjadi Rp 11,63 miliar, beban usaha dari Rp 745,82 miliar menjadi Rp 795 miliar.

Di periode yang sama, beban pokok pendapatan PRDA juga membengkak dari Rp 638,41 miliar menjadi Rp 672,57 miliar.

Baca Juga: Kinerja Tergerus Semester I, Simak Strategi Prodia Widyahusada (PRDA) di Sisa 2025

Sejalan dengan itu, pendapatan PRDA turun tipis 1,11% YoY dari Rp 1,59 triliun menjadi Rp 1,58 triliun. Hal ini disebabkan oleh menurunnya perolehan dari pos rutin menjadi Rp 1,08 triliun dari sebelumnya Rp 1,11 triliun, begitupun pos non-laboratorium menjadi Rp 116,61 miliar dari 121,19 miliar.

Berdasarkan pelanggan, pendapatan PRDA dari segmen referensi dokter juga ikut terkikis dari semula Rp 464,23 miliar menjadi Rp 454,40 miliar, sama halnya dengan pos referensi pihak ketiga dan klien korporasi yang masing-masing menurun ke Rp 429,32 miliar dan Rp 178,56 miliar.

Direktur Utama PRDA, Dewi Muliaty menjelaskan, kondisi ekonomi yang dipengaruhi oleh inflasi dan fluktuasi nilai tukar rupiah turut menekan daya beli masyarakat dan meningkatkan biaya operasional perseroan. 

“Meski kondisi ekonomi menantang, kontribusi multi-segmen kami tetap menunjukkan hasil positif, menopang pendapatan konsolidasian sebesar Rp 1,58 triliun pada Kuartal III-2025,” terang Dewi dalam keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Prodia Widyahusada (PRDA) Terkoreksi di Semester I-2025

Dewi menyebut, PRDA telah memperluas jaringan rujukan hingga Timor Leste, Malaysia, dan Taiwan sebagai langkah menuju South East Asia (SEA) Referral Laboratory. 

Selain itu, perseroan turut pula memperluas segmen pelanggan korporasi dengan menghadirkan solusi kesehatan yang lebih komprehensif melalui sinergi antar-segmen, mulai dari layanan rutin, esoterik dan genomik, serta mengoptimalkan layanan digital U by Prodia untuk memudahkan konsumen dalam melakukan pemeriksaan secara lebih praktis dan personal. 

“Dengan pendekatan ini, kami memastikan pertumbuhan bisnis tetap berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” imbuhnya. 

Sementara itu, Direktur Keuangan PRDA, Liana Kuswandi menekankan, perusahaan tetap disiplin dalam menjaga fondasi keuangannya. 

Dia bilang, pihaknya terus memperkuat manajemen kas, meningkatkan efisiensi di berbagai lini, serta menjaga likuiditas dan struktur permodalan agar tetap sehat di tengah gejolak ekonomi. 

“Kami juga terus meninjau portofolio investasi dan alokasi belanja modal (capex) agar sejalan dengan arah strategi jangka menengah dan panjang,” katanya.

Guna mendukung pengembangan layanan berbasis genomik, PRDA kata Liana juga telah menjalin kemitraan Point of Care (POC) genomik dengan RS Primasatya Husada Citra Surabaya dan RS Regina Maris Medan melalui pembentukan Genomic Site yang berfokus pada pengembangan personalized medicine

 

Tak hanya itu, melalui anak usahanya, PT Prodia Digital Indonesia, juga menghadirkan inovasi digital terkini, Brain Function Screening, sebuah layanan skrining fungsi kognitif otak yang tersedia pada aplikasi U by Prodia.

Dewi menimpali, indikator makro dan kebijakan pemerintah sendiri memberikan sentimen positif, termasuk rencana alokasi RAPBN 2026 sebesar Rp114 triliun untuk sektor kesehatan.

Di sisi lain, perbaikan juga dilihatnya terjadi di pasar modal, tercermin dari IHSG yang mencapai all-time high

Dengan momentum ini, PRDA optimis dapat mempertahankan kinerja menjelang akhir 2025 dengan fokus pada strategi pengembangan layanan, baik melalui klinik maupun digital melalui U by Prodia, penerapan cost efficiency measurement, perluasan kerjasama strategis lintas regional, pembukaan cabang baru, serta penguatan inovasi dan kapabilitas internal untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan. 

Selanjutnya: Meski Pendapatan Turun, Laba Ramayana (RALS) Naik 8% per Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Senin (3/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×