kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Kinerja Adhi Karya (ADHI) Turun per Kuartal III 2025, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 23 Oktober 2025 / 19:37 WIB
Kinerja Adhi Karya (ADHI) Turun per Kuartal III 2025, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Rangkaian gerbong kereta ringan siap menjalani uji coba di stasiun LRT Jabodebek.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengalami penurunan kinerja sepanjang periode Januari-September 2025.

Laba ADHI anjlok 93,62% secara tahunan alias year on year (YoY) ke Rp 4,42 miliar per kuartal III 2025. Sebelumnya, laba ADHI tercatat Rp 69,32 miliar di periode sama tahun lalu.

Penurunan laba itu dimulai dari koreksi pendapatan usaha ADHI sebesar 38,28% YoY ke Rp 5,65 triliun di akhir September 2025. Pendapatan ADHI per akhir September 2024 sebesar Rp 9,16 triliun.

Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta mengatakan, hingga kuartal III 2025, kontributor utama pada pendapatan ADHI masih berasal dari lini bisnis engineering & construction. 

“Yang mana, tiga kontributor utama pendapatan ADHI di antaranya adalah Proyek Jalan Tol Jakarta Cikampek Selatan, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, dan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen,” katanya kepada Kontan, Kamis (23/10).

Jika dilihat dari neraca, ADHI membukukan penurunan pos bagian laba ventura bersama di periode ini, dari Rp 568,73 miliar per kuartal III 2024 menjadi Rp 321,64 miliar per kuartal III 2025.

Lalu, ADHI juga menderita rugi entitas asosiasi Rp 10,81 miliar per akhir September 2025. Padahal, pos ini tercatat laba Rp 7,89 miliar per akhir September tahun lalu.

Baca Juga: Laba Adhi Karya (ADHI) Anjlok 93,62% ke Rp 4,42 Miliar per Kuartal III 2025

Selain itu, kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 1,46 triliun di akhir September 2025, turun dari Rp 1,90 triliun di periode sama tahun lalu.

Di sisi lain, ADHI mencatatkan nilai kontrak baru Rp 6,5 triliun per kuartal III 2025. Raihan tersebut pun anjlok dari periode sama tahun 2024 yang sebesar Rp 14,2 triliun.

Berdasarkan segmentasi pemilik pekerjaan, nilai kontrak baru itu berasal dari pemerintah sebesar 50%, BUMN 38%, dan 12% dari swasta.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas melihat, penyebab utama pelemahan kinerja ADHI berasal dari keterlambatan progres pekerjaan, penundaan tender pemerintah, serta tingginya beban proyek dan biaya provisi. 

“Ketergantungan pada proyek BUMN dan pemerintah membuat kinerja sensitif terhadap siklus belanja negara,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (23/10).

Ke depan, tantangan bagi ADHI masih berat hingga akhir 2025, terutama jika realisasi proyek publik tidak meningkat. Namun, tahun 2026 berpotensi menjadi titik balik seiring integrasi merger BUMN Karya yang diharapkan mendorong efisiensi dan aliran kontrak antar entitas. 

Menurut Sukarno, polemik tiang monorel Jakarta juga dapat menambah beban jangka pendek bila ADHI harus menanggung biaya pembongkaran. Namun, masalah ini juga bisa membuka peluang kontrak remediasi baru jika ada kompensasi pemerintah. 

Katalis positif lainnya mencakup percepatan proyek strategis nasional, backlog baru dari sinergi pasca-merger, serta dukungan fiskal pemerintah. 

“Sebaliknya, kenaikan biaya material dan potensi keterlambatan serapan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) publik tetap menjadi risiko utama,” katanya.

Baca Juga: Kinerja Adhi Karya (ADHI) Diproyeksikan Melambat, Ini Rekomendasi Analis

Secara valuasi, saham ADHI masih tergolong murah karena diperdagangkan di price to book value (PBV) 0,25x. 

Investor konservatif pun disarankan hold saham emiten konstruksi pelat merah ini sambil menunggu konfirmasi pemulihan kontrak baru dan kejelasan restrukturisasi. Sementara, investor agresif bisa akumulasi bertahap di level rendah dengan disiplin risiko.

Sukarno pun merekomendasikan hold atau speculative buy dengan target harga di Rp 320 per saham untuk 12 bulan ke depan.

“Ada potensi ke Rp 350 - Rp 360 per saham bila merger BUMN Karya dan kontrak baru berjalan lancar,” ungkapnya.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Catat Nilai Kontrak Rp 6,5 Triliun per Kuartal III 2025

Selanjutnya: Transaksi Kripto RI Tembus Rp 446 Triliun, Cerminan Tingkat Kepercayaan Masyarakat?

Menarik Dibaca: Menguasai 4 Pilar Utama: Panduan Jitu Susun Rencana Bisnis Anti Gagal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×