Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) cukup efektif dalam memaksimalkan cadangan lahan (land bank) yang dimilikinya. Hanya dengan modal land bank seluas 58 hektar (ha), anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tersebut mampu membuat fundamentalnya prospektif.
Yudha Gautama, analis Mandiri Sekuritas dalam riset 22 Desember lalu bilang, peforma PPRO sejauh ini masih inline, dan perseroan memiliki peluang besar untuk merealisasikan target pendapatan Rp 1,4 triliun hingga akhir tahun ini.
Ini karena hingga November lalu PPRO telah memperoleh pra penjualan atau marketing sales Rp 1,75 triliun. Angka ini setara dengan pencapaian 88% dari target marketing sales tahun ini Rp 2 triliun.
"Ini karena tingkat kelakuan atau take up rates dari penjualan Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon yang terbilang tinggi," ujar Yudha.
Catatan saja, Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon merupakan proyek utama PPRO. Take up rate yang tinggi dari penjualan kedua proyek tersebut sudah terlihat sejak periode sembilan bulanan 2015 kemarin.
Pada periode tersebut, PPRO membukukan pendapatan Rp 1 triliun, lompat 246% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, laba bersihnya tercatat Rp 206 miliar, naik 314% year on year (yoy).
"Pencapaian ini sebagian besar karena pengakuan pendapatan dari kedua proyek utama tersebut," tandas Yudha. Hingga akhir tahun ini sendiri PPRO menargetkan laba bersih Rp 306 miliar.
Yudha belum memperhitungkan rekomendasi dan target harga PPRO. Tapi sedikit panduan darinya, saham PPRO ditransaksikan pada valuasi rasio harga saham per laba atau PE ratio 2016 sebesar 9 kali, berdasarkan estimasi konsensus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News