Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Paruh pertama tahun 2015, PT PP Properti Tbk (PPRO) berhasil menorehkan kinerja sangat memuaskan. Terbukti, laba bersih yang diraup emiten baru ini selama semester I melesat jauh hingga 827% secara year on year (yoy). Pertumbuhan fantastik ini didukung oleh moncernya penjualan apartemen.
Mengutip Laporan Keuangan semester I PPRO, Minggu (23/8), perseroan berhasil meraup laba bersih Rp 142,9 miliar atau meroket 827% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 15,4 miliar.
Alhasil, laba bersih per saham (EPS) naik dari Rp 1,69 menjadi Rp 13,27 per saham. Pencapaian ini hampir mencapai separuh target laba bersih yang dipatok perseroan tahun ini sebesar Rp 320 miliar.
Melonjaknya laba ditopang dengan pertumbuhan penjualan dan pendapatan usaha dari Rp 117,09 miliar pada semester I-2014 menjadi Rp 700,8 miliar.
Pertumbuhan penjualan dan pendapatan usaha PPRO terutama didukung oleh peningkatan tajam penjualan apartemen dari Rp 63 miliar menjadi Rp 641,9 miliar. Ini meyumbang 91,5% terhadapa total pendapatan perseroan paruh pertama tahun ini. Wajar, PPRO memang ingin memfokuskan bisnisnya pada proyek-proyek high rise seperti apartemen.
Adapun apartemen yang tengah dikembangkan dan menopang penjualan selama paruh pertama diantaranya apartemen Grand Sungkono Lagoon (GSL) Surabaya, apartemen Grand Kamala Lagoon (GKL) Bekasi, Apartemen Gunung Putri Square (GPS), The Ayoma Apartemen, dan apartemen Payon Amantha.
Dari proyek-proyek tersebut, PPRO telah berhasil membukukan marketing sales atau pra-penjualan Rp 1,06 triliun selama semseter I. Ini setara dengan 42,4% dari target yang dipatok hingga akhir tahun sebesar Rp 2,5 triliun.
Sedangkan penjualan rumah hanya tercatat Rp 26,8 miliar atau naik dari Rp 14,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kendati demikian, ini hanya menyumbang 3,8% terhadap total pendapatan PPRO.
Per akhir Juni 2015, total aset PPRO tercatat sebesar Rp 3,75 triliun naik 37% dari Rp 2,73 triliun pada periode akhir Desember 2014. Kenaikan ini terjadi setelah perseroan melakukan penawaran umum perdanan (IPO) pad Mei lalu dan meraup dana sebesar Rp 908 miliar.
Sementara jumlah liabilitas perseroan turun 4% menjadi Rp 1,691 triliun karena adanya pelunasan hutang non bank kepada PT Danareksa Capital senilai Rp 150 juta dan Rp 100 miliar kepada induk perusahaan yakni PTPP. Saldo kas dan setara khas periode akhir Juni 2015 tercatat sebesar Rp 757,2 miliar naik dari awal periode yakni Rp 228,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News