Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sumbangsih pendapatan berulang atau recurring income PT PP properti Tbk (PPRO) terhadap total pendapatan selama semester I masih sangat minim.
Mengutip Laporan Keuangan PPRO semester I-2015, Senin (24/8), pendapatan berulang perseroan hanya tercatat sebesar Rp 32,05 miliar atau turun 19% secara tahunan.
Penurunan ini terjadi akibat melorotnya pendapatan hotel sebesar 29% menjadi Rp 23,9 miliar. Pendaparan berulang ini hanya menyumbang porsi 4,5% terhadap total pendapatan. sementara pendapatan sewa naik dari Rp 2,7 miliar menjadi Rp 4,9 miliar dan pendapatan service charge stagnan di Rp 3,19 miliar.
Pendapatan hotel ini diperoleh dari dua hotel yang telah dikembangkan perseroan di Jakarta dan Bandung yang bertajuk Park Hotel dengan kategori hotel bintang empat.
Lesunya pendapatan bisnis hotel ini tampaknya menjadi penyebab perseroan menunda ekspansi hotel tahun ini yang semula ditargetkan akan menambah 3 hotel ke tahun 2016.
Mendatang, PPRO tetap fokus meningkatkan porsi pendapatan berulang melalui pengembangan hotel, pusat perbelanjaan (mall) dan perkantoran. Dalam lima tahun ke depan, perseroan menargetkan pendapatan berulang berkontribusi 15%-20% terhadap total pendapatan. Sementara tahun ini, targetnya masih 5%-10%.
Rencananya, PPRO akan membangun mall dan gedung perkantoran di kawasan superblok GKL Bekasi dan GSL Surabaya. Dalam rencana jangka panjang, perseroan akan membangun perkantoran 55 lantai di GSL setelah pembangunan tiga tower apartemen rampung. Perseroan optimistis menara perkantoran tersebut dapat memberikan kontribusi recurring income yang signifikan.
Per akhir Juni 2015, total aset PPRO tercatat sebesar Rp 3,75 triliun naik 37% dari Rp 2,73 triliun pada periode akhir Desember 2014. Kenaikan ini terjadi setelah perseroan melakukan penawaran umum perdanan (IPO) pad Mei lalu dan meraup dana sebesar Rp 908 miliar.
Sementara jumlah liabilitas perseroan turun 4% menjadi Rp 1,691 triliun karena adanya pelunasan hutang non bank kepada PT Danareksa Capital senilai Rp 150 juta dan Rp 100 miliar kepada induk perusahaan yakni PTPP. Saldo kas dan setara khas periode akhir Juni 2015 tercatat sebesar Rp 757,2 miliar naik dari awal periode yakni Rp 228,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News