kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.336   43,00   0,26%
  • IDX 7.271   78,69   1,09%
  • KOMPAS100 1.033   6,00   0,58%
  • LQ45 784   4,56   0,59%
  • ISSI 241   3,94   1,66%
  • IDX30 405   2,85   0,71%
  • IDXHIDIV20 465   1,57   0,34%
  • IDX80 116   0,66   0,57%
  • IDXV30 118   -0,19   -0,16%
  • IDXQ30 129   0,86   0,67%

Tahun depan, PPRO anggarkan capex Rp 1,4 T


Jumat, 06 November 2015 / 23:41 WIB


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) tampak menggenjot ekspansinya. Tahun depan, emiten yang merupakan anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,4 triliun. Anggaran tersebut lebih tinggi 75% dari capex tahun ini.

“Capex sebagian besar untuk pengadaan lahan baru,” sebut Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat, kepada KONTAN, Jumat, (6/11).

Ia menyebut, PPRO berencana untuk terus menambah land bank. Apalagi PPRO tengah mengincar pembangunan apartemen di sekitar Jabodetabek. Menurut Taufik, PPRO akan membangun 5 proyek baru di tahun depan.

Saat ini, PPRO ini tengah menggarap 9 proyek. Ini antara lain Pekanbaru Park di Riau, The Ayoma di Serpong, Gunung Putri Square di Bogor, dan Grand Kamala Lagoon di Bekasi. Selain itu, PPRO juga mengerjakan Payon Amartha dan Amartha View di Semarang, serta Pavilion Permata, Grand Dharmahusada Lagoon, dan Grand Sungkono Lagoon di Surabaya.

Sebagai sumber dana belanja modalnya, emiten properti yang berfokus pada high rise development ini akan memanfaatkan dana hasil Initial Public Offering (IPO) dan pinjaman. Sekadar informasi, PPRO baru melantai di bursa pada 19 Mei tahun ini dan meraup Rp 908,78 miliar. Sampai September, dana IPO tersebut masih tersisa Rp 475 miliar.

PPRO menganggarkan capex Rp 800 miliar tahun ini. Rinciannya, sekitar 40% sampai 50% capex digunakan untuk menambah lahan. Lalu 25% untuk mendorong pendapatan berkelanjutan atau recurring income dari hotel, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Kemudian, sisanya dianggarkan untuk investasi anak usaha perseroan.

Sampai September, PPRO telah menyerap capex Rp 736,83 miliar untuk perluasan lahan. Dus, capex tersebut berporsi 84% terhadap serapan capex konsolidasian PTPP sebesar Rp 876,79 miliar.

Sepanjang 2015, PPRO menargetkan raihan marketing sales sebesar Rp 2 triliun atau tumbuh 53,84% dari Rp 1,3 triliun dari tahun sebelumnya. Lalu penjualannya diperkirakan mencapai Rp 1,43 triliun atau melonjak 158,12% dibanding Rp 554 miliar pada 2014.

Sehingga labanya dipatok naik 183% dari Rp 106 miliar menjadi Rp 300 miliar. Saham PPRO ditutup stagnan di Rp 168. Semenjak listing, harganya telah menipis 9,18%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×