Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) terus berupaya mengejar target penjualan dan tak ingin merevisinya.
Hingga akhir Agustus 2015, anak usaha emiten kontrusi pelat merah in baru berhasil mencetak marketing sales atau pra penjualan sebesar sekitar Rp 1,2 triliun-Rp 1,3 triliun. Angka ini baru sekitar separuh target.
Kendati baru separuh target, menagement PPRO optimis target marketing sales tahun ini yang dipatok sebesar Rp 2,5 triliun dapat tercapai.
"Kita optimis dapat mengejar target di sisa akhir tahun ini lewat proyek-proyek yang sudah kita luncurkan," kata Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO pada KONTAN, Rabu (16/9).
Marketing sales tersebut diperoleh dari proyek penjualan grand Sungkono Lagoon (GSL) Surabaya dan Grand Kamala Lagoon (GKL) Bekasi tower II, Gunung Putri Square, apartemen ayoma Serpong, dan proyek Semarang.
Taufik mengatakan, proyek GKL dan Gunung Putri Square (GPS) sangat diterima pasar. Baru-baru ini perseroan telah meluncurkan GPS tower II dan penjualannya cukup bagus.
Dia menambahkan, meski pasar properti saat ini dilanda lesu namun proyek-proyek perseroan untuk segmen menengah bawah masih akan tumbuh.
"Mungkin yang akan melambat segmen mid-up saja," ujar Taufik.
Bahkan kendati rencana batasan pengenaan tarif PPnBM untuk properti akan diturunkan dari sebelumnya Rp 5 miliar menjadi Rp 2 miliar, Taufik meyakini tidak akan menggangu kinerja perusahaan.
Meskipun, saat ini sekitar 30% dari proyek-proyek yang dimiliki perseroan memiliki harga di atas Rp 2 miliar.
Alasan Taufik, orang yang memiliki uang tidak akan bermasalah dengan aturan tersebut jika produk yang ditawarkan bagus dan memiliki lokasi yang startegis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News