kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -908,54   -100.00%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPKM Level 4 resmi diperpanjang, begini dampaknya ke IHSG


Senin, 02 Agustus 2021 / 20:20 WIB
PPKM Level 4 resmi diperpanjang, begini dampaknya ke IHSG
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi memperpanjang aturan PPKM Level 4. Aturan tersebut berlaku mulai berlaku, Selasa (3/8) hingga Senin (9/8).

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Regina Fawziah menilai, hal tersebut sesuai ekspektasinya. Sebabnya, kasus harian Covid-19 Indonesia mulai kembali meningkat. Ia menjelaskan, per 1 Agustus pihaknya melihat jumlah kasus sempat kembali di atas 30.000. Padahal sebelumnya sempat turun di bawah 30.000.

Lanjutnya, untuk Jakarta yang sebelumnya menjadi kota dengan penambahan kasus terbanyak kini cenderung menurun di tengah kembali meningkatnya kasus Covid-19 saat ini. Bahkan berdasarkan data terakhir, pada 1 Agustus jumlah kasus di DKI Jakarta turun sebanyak 2.701 atau 0,33%.

Baca Juga: IHSG hari ini menguat 0,44%, begini prediksi untuk Rabu (3/8) besok

"Perpanjangan PPKM saat ini memang dilakukan oleh pemerintah guna meminimalisir lonjakan yang terjadi seperti beberapa waktu lalu yang hingga tembus 50.000," paparnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/8).

Kendati begitu, ia berpendapat karena sudah berlangsung cukup lama, maka perlu diperhatikan juga beberapa dampak yang dirasakan akibat adanya kebijakan PPKM Jawa dan Bali ini. Meskipun pada PPKM level 4 kemarin yang berlaku dari 20 Juli 2021 sampai 2 Agustus 2021 beberapa usaha mikro kecil sudah kembali beroperasi.

"Namun karena jumlah pengunjung dan jam operasional yang dibatasi demi mematuhi prokes yang ketat maka hal ini cukup berdampak terhadap usaha mikro dan sejenisnya," sebutnya.

Hal itu terlihat dari data PMI yang terkontraksi karena adanya penurunan pada output, pesanan baru, dan pesanan ekspor yang menyusut cukup signifikan.

Regina menilai apabila PPKM diperpanjang terus-menerus akan berpengaruh terhadap beberapa data indikator ekonomi yang nantinya bisa direspon oleh market sehingga dapat mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi indeks IHSG.

Baca Juga: Sejumlah saham penghuni Indeks LQ45 masih laggard, begini prospek selanjutnya

Namun kalau melihat pergerakan IHSG saat ini, Regina menyebutkan fluktuasi per harinya cenderung mudah terpengaruh oleh katalis yang ada. 

Sehingga bukan hanya perkembangan PPKM dan kasus Covid-19 yang menjadi salah satu faktor pergerakan indeks saat ini, meskipun memang dua faktor tersebut masih menjadi beberapa katalis utama yang biasa diperhatikan oleh para pelaku pasar untuk melihat dan memproyeksikan kondisi ekonomi domestik ke depannya akan seperti apa.

Oleh sebab itu, ia memproyeksikan IHSG pada Agustus ini pergerakannya masih akan cenderung bergerak konsolidasi pada range 5.900-6.150.

Sedangkan untuk sampai akhir tahun pihaknya memproyeksikan untuk IHSG akan bergerak pada range 6.500-6.700. "Dengan asumsi aktivitas ekonomi mulai membaik dan kasus harian Covid-19 mengalami penurunan sehingga kebijakan pembatasan sosial PPKM tidak diperpanjang atau tidak diberlakukan lagi," tegasnya.

Senada, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, penerapan PPKM menekan PMI Manufaktur bulan Juli 2021. Data PMI Manufaktur turun dari 53,5 menjadi 40,1. "Artinya pemulihan ekonomi ini erat kaitannya dengan PPKM," ujarnya.

Oleh sebab itu, Nico memproyeksikan dengan PPKM kembali diperpanjang maka IHSG akan bergerak pada range 6.000-6.100.

Dari sana, Nico melihat beberapa sektor yang masih akan dapat diperhatikan yakni sektor teknologi, transportasi dan logistik, perbankan, dan komoditas. Sementara, sektor yang akan mengalami tekanan apabila PPKM diperpanjang, yaitu sektor properti, otomotif, dan FMCG.

Sedangkan Regina menjagokan sektor kesehatan, komoditas sektor basic materials dengan sub sektor diversified metals & minerals. "Ini mengingat beberapa harga komoditasnya saat ini juga masih meningkat trennya," tutupnya.

Selanjutnya: Ini penyebab saham perbankan big caps masih lesu sejak awal tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×