kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.672.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.271   -214,85   -3,31%
  • KOMPAS100 907   -39,76   -4,20%
  • LQ45 704   -27,76   -3,80%
  • ISSI 197   -7,32   -3,58%
  • IDX30 365   -13,68   -3,62%
  • IDXHIDIV20 445   -14,85   -3,23%
  • IDX80 103   -4,03   -3,77%
  • IDXV30 108   -4,81   -4,27%
  • IDXQ30 120   -4,00   -3,23%

Poundsterling terserang profit taking terhadap yen


Senin, 05 September 2016 / 19:22 WIB
Poundsterling terserang profit taking terhadap yen


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setelah penguatan panjang beberapa waktu terakhir, poundsterling terserang koreksi di hadapan yen. Mengutip Bloomberg, Senin (5/9) pukul 16.35 WIB pasangan GBP/JPY sebesar 0,44% ke level 137,55 dibanding hari sebelumnya.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan pelemahan GBP/JPY merupakan serangan aksi profit taking. Sebab berkaca dari fundamental kini Inggris sedang positif berkat dukungan data ekonomi yang terus memuaskan pasar.

Terbaru data PMI jasa Inggris Agustus 2016 dirilis terbang jauh dari 47,4 ke level 52,9. “Setelah penguatan beruntun dalam beberapa hari terakhir, poundsterling terserang koreksi teknikal,” tutur Tonny.

Selain memang di sisi lain yen sedang perkasa menyambut respon pasar yang positif terhadap pidato Kuroda Senin (5/9) pagi.

Dalam pidato Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda yang memberikan ruang luas untuk pelonggaran stimulus moneter lanjutan pada rapat BOJ 21 September 2016 mendatang. Bahkan Kuroda menyebutkan kebijakan tersebut tidak hanya terbatas pada pemangkasan suku bunga atau pertambahan program pembelian aset saja, tapi juga terbuka pada terobosan kebijakan lain.

Berdasarkan analisis ini Tonny memperkirakan pasangan GBP/JPY berpotensi lanjutkan pelemahan dalam rentang terbatas. Sebab tidak ada katalis yang kuat dari kedua negara untuk bisa menopang pergerakan yang signifikan.

Nyaris tidak ada data ekonomi pendukung. “Selama tidak ada kejutan dari pejabat bank sentral masing-masing maka pergerakan lemah bisa berlanjut,” prediksi Tonny.

Pembeda pergerakan bisa datang jika monitoring penjualan ritel Inggris yang dilakukan oleh British Retail Consortium menunjukkan hasil yang positif. “Itu bisa dimanfaatkan Inggris untuk membalikkan arah atau setidaknya mempersempit ruang pelemahan,” tutup Tonny. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×