Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Poundsterling tunduk pasca yen menyerang berkat dukungan data ekonomi yang positif. Apalagi kini pasar menduga tren poundsterling masih akan bearish sembari menanti kejelasan pembentukan Artikel 50 yang direncanakan oleh Perdana Menteri Inggris, Theresa May pada akhir Maret 2017 ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (8/3) pukul 16.17 WIB pasangan GBP/JPY tergerus 0,19% ke level 138,78 dibanding hari sebelumnya.
Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International menuturkan data-data ekonomi Jepang yang dirilis memuaskan pelaku pasar. Mulai dari final GDP Jepang kuartal empat 2016 yang tumbuh dari 0,2% menjadi 0,3%, pinjaman bank Januari 2017 yang naik dari 2,5% menjadi 2,8% dan indikator tujuh sektor ekonomi Jepang juga tumbuh dari 104,8% menjadi 105,5% turut menjadi pendongkrak nilai yen.
Hanya saja memang penguatan menjadi terbatas setelah data neraca berjalan Jepang Januari 2017 yang surplusnya sedikit mengempis dari 1,44 triliun yen menjadi 1,26 triliun yen. "Walau memang yen punya kekuatan untuk terus jaga keunggulan berkat data inflasi yang tumbuh sehingga pelaku pasar memandang ekonomi Jepang memang sedang bergerak ke arah yang positif," jabar Anthonius.
Keadaan menjadi kontras dengan poundsterling yang minim dukungan data ekonomi terbaru. Sementara dari sisi fundamental dalam negeri, poundsterling masih terus dibalut kekhawatiran Brexit yang kembali memanas. Mengingat di pengujung bulan ini, Theresa May berencana memulai pembentukan Artikel 50 pemisahan Britania Raya dengan Eropa.
"Selama bayang Brexit ini masih terus jadi fokus pasar maka peluang GBP/JPY lanjut melemah masih terbuka lebar," tebak Anthonius.
Beban lainnya datang dari masih minimnya data ekonomi Inggris yang akan rilis sepanjang pekan ini. Artinya semua penggerak utama datang dari katalis negatif Brexit.
"Sehingga bisa juga memicu rebound terbatas yang sifatnya sementara apalagi jika ditambah dengan aksi bargain hunting pasar dari sisi teknikal," tambah Anthonius.
Memang akibat pelemahan yang berlangsung bisa saja ada momentum pelaku pasar memanfaatkan keuntungan dan sesaat memihak poundsterling yang sudah lemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News