Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan direspons positif pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,64% ke level 6.751,39 pada perdagangan Kamis (2/11).
Arus keluar dana asing (net sell) dari bursa juga mengecil tinggal Rp 16,21 miliar pada Kamis.
Padahal sebelumnya pada Rabu (1/11) asing mencatat net sell jumbo Rp 1,09 triliun.
Dalam dalam sepekan terakhir asing catat net sell Rp 2,29 triliun.
Baca Juga: Ini 10 Saham Net Sell Terbesar Asing Saat IHSG Rebound pada Kamis (2/11)
Dan sepanjang tahun 2023 net sell asing tembus Rp 14,45 trilIun.
Hans Kwee, pengamat pasar modal dan akademisi Universitas Trisakti menjelaskan pelaku pasar happy lantaran The Fed memberikan sinyal dovish.
"Bukan karena suku bunga, tapi pernyataan Jerome Powell bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi," jelasnya, Kamis (2/11).
Dia menambahkan, sinyal dovish dari The Fed juga berpotensi menggaet uang panas atau hot money kembali ke Indonesia.
"Kemungkinan akan ada inflow dari investor asing lagi. Harapannya hingga tutup tahun akan ada net buy dari investor asing," sebut Hans.
Hans memproyeksikan IHSG bergerak di area 6.800 - 6.900 pada bulan November 2023.
Baca Juga: IHSG Melonjak 1,64%, Asing Banyak Borong Saham Big Cap Perbankan Ini, Kamis (2/11)
Apabila area tersebut berhasil ditembus, Hans memproyeksi, IHSG berpotensi menutup tahun 2023 ini pada kisaran 7.000-7.100.
Hans menyarankan investor melirik saham-saham blue chip seperti saham BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, ASII, UNTR.
Menurutnya ketika aliran dana asing kembali, saham blue chip diincar.
"Saat asing outflow, saham blue chip banyak dijual. Saat asing kembali lagi, saham yang dibeli juga sama," ujar dia.
Sementara itu, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai, meskipun keputusan The Fed dinilai positif, namun itu masih bersifat jangka pendek.
Baca Juga: The Fed Mempertahankan Suku Bunga Acuan, Simak Prediksi Pergerakan Rupiah
Menurutnya, investor masih akan tetap berhati-hati dengan arah kebijakan The Fed selanjutnya. Apalagi Pemilu di Indonesia juga sudah semakin dekat.
"Semakin mendekati Pemilu biasanya investor akan cenderung wait and see terlebih dahulu," jelas Sukarno.
Sukarno menyarankan investor mencermati dan beli, trading buy atau buy on weakness saham saham perbankan seperti BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, JSMR, SILO dan ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News