kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

Potensi Rebound Mata Uang Asia di Pekan Depan


Jumat, 30 Mei 2025 / 18:27 WIB
Potensi Rebound Mata Uang Asia di Pekan Depan
ILUSTRASI. Pergerakan mata uang Asia diproyeksi menguat pada pekan depan, usai melemah sepanjang pekan ini


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang di kawasan Asia diperkirakan berpotensi berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pekan depan. Kendati begitu, volatilitas pada pergerakan mata uang Asia masih tinggi.

Berdasarkan Trading Economics, indeks dolar (DXY) menguat 0,28% dalam 24 jam terakhir ke ke 99,55 pada Jumat (30/5) pukul 17.45 WIB. Sehingga mengakumulasi penguatan 0,43% dalam sepekan.

Alhasil, mata uang Asia kompak melemah terhadap the greenback dalam sepekan terakhir.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, penguatan dolar AS didorong oleh harapan baru terkait kesepakatan tarif. Di mana, Trump menunda kembali ancaman tarif 50% ke Eropa dan juga harapan pada pembicaraan tarif AS-China.

"Lalu, pada Kamis pengadilan memblokir tarif Trump yang menyebabkan dolar AS menguat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (30/5).

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,05% ke Level Rp 16.289 per dolar AS pada Jumat (30/5) Siang

Hanya saja, kemudian pengadilan tinggi mengabulkan keinginan Trump untuk menunda keputusan pengadilan yang memblokir tarif Trump. Hal itu dinilai akan memberikan dorongan ke bawah terhadap dolar AS.

Dus, pekan depan mata uang Asia diperkirakan condong penguatan. Meskipun, sambung Lukman, secara umum masih akan tertekan.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan pekan depan fokus investor akan mengarah pada testimoni Bank Sentral Amerika. Sebab, nanti malam akan ada rilis inflasi AS yang diperkirakan akan sedikit menurun.

"Saya lihat kemungkinan masih akan koreksi," sebutnya.

Meski begitu, untuk pekan depan Ibrahim menilai belum ada mata uang Asia yang bisa dicermati dalam jangka pendek. Sebab, volatilitas akan tinggi.

"Untuk jangka panjang, JPY (yen Jepang), CNY (yuan China), dan SGD (dolar Singapura) masih menarik untuk dicermati," tutupnya.

Selanjutnya: Pengamat Nilai Stimulus Transportasi & Jalan Tol Tak Signifikan Tingkatkan Pariwisata

Menarik Dibaca: 20 Ucapan Nasionalisme Hari Lahir Pancasila Untuk Caption Tanggal 1 Juni 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×