Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para trader akan tetap mencermati mata uang Asia pada hari Selasa (6/5), di tengah dampak perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengguncang dolar dan mengancam akan menjungkirbalikkan pasar.
Dolar AS bergerak stabil pada Selasa pagi (6/5) setelah melemah pada Senin (5/5) terhadap sebagian besar mata uang utama. Dolar melemah karena spekulasi seputar potensi kesepakatan perdagangan. Ini memicu lonjakan luar biasa dalam dolar Taiwan dan bergema di seluruh pasar valuta asing global.
Pembicaraan perdagangan agresif Trump telah mengguncang pasar makro sejak ia menjabat pada bulan Januari lalu. Itu merusak peran tradisional dolar sebagai tempat berlindung di saat-saat sulit dan menyebabkan investor mengalihkan aset dari AS.
Baca Juga: Mata Uang Asia Cenderung Menguat Terhadap Dolar AS Dalam Sepekan, Ini Pendorongnya
Yen Jepang (JPY) menguat 0,9% pada Senin (5/5), memimpin kenaikan di antara mata uang lain dalam Grup 10, sementara euro naik di atas angka 1,13 per dolar AS. Ringgit Malaysia menguat untuk hari kelima berturut-turut.
"Saya akan berhati-hati untuk tidak terlalu bergantung pada apresiasi ini karena bank sentral di Taiwan, Malaysia, dan terutama Hong Kong memiliki cara yang signifikan untuk membeli dolar jika diperlukan," kata Leah Traub, seorang manajer portofolio dan kepala tim mata uang di Lord Abbett & Co. seperti dikutip Bloomberg Selasa (6/5).
Selanjutnya: Catat! Tidak Lama Lagi, BEI Akan Buka Kode Broker dan Domisili
Menarik Dibaca: 4 Tanda Anda Terlalu Sering Berhubungan Seks dengan Pasangan, Ada Iritasi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News