kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,80   -7,56   -0.81%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pompom marak, mantan bos BEJ ini beberkan saham-saham yang harus dihindari


Jumat, 26 Maret 2021 / 18:18 WIB
Pompom marak, mantan bos BEJ ini beberkan saham-saham yang harus dihindari
ILUSTRASI. Benny Rachmadi - Tersiram Saham Gorengan


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Investasi di pasar modal bagi sebagian orang hal yang menakutkan. Terlebih dengan beberapa kasus, seperti yang terjadi di Asuransi Jiwasaraya. Atau dugaan goreng menggoreng saham, yang dikenal dengan istilah pompom saham.

Ekonom dan Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ryan Kiryanto mengatakan,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen penuh menjamin keamanan investasi di pasar modal melalui kebijakan yang berorientasi bagi perlindungan investor. 

Pengelolaan dana di pasar modal diawasi oleh OJK dan Securities Investor Protection Fund (SIPF). SIPF merupakan lembaga perlindungan dalam mengatasi masalah investasi yang hilang akibat adanya penipuan. Sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi para investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Lembaga ini memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi investasi, pembukuan dan keuangan, serta audit dan kepatuhan. Untuk meningkatkan kepercayaan pemodal, melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No. Kep-69/D.04/2020 tanggal 23 Desember 2020, batas ganti rugi pemodal dinaikkan. 
Menurut dia, pandemi Covid-19 menyebabkan turunnya nilai pasar sehingga masyarakat khawatir mengenai dana yang disimpan. “Ekonomi akan membaik sehingga investasi akan tumbuh seiring dijalankannya economic recovery policy framework 2021,” kata Ryan dalam webinar bertajuk Dana Pekerja: Amankan Investasi di Pasar Modal? yang digelar oleh Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) Selasa (23/3).

Sementara Hasan Zein Mahmud, pengamat ekonomi dan investor di pasar menyarankan, investor lebih hati-hati jika perusahaan yang bisnisnya memburuk, memiliki utang besar, dan sahamnya mudah digoreng.

Menurut Hasan, jika perusahaan memiliki utang yang besar, maka ekspektasi return on equity (ROE) akan lebih kecil dari yield obligasi, maka investor harus lebih waspada terhadap saham tersebut. “Jangan ragu untuk melakukan cut loss untuk menghindari kerugian yang lebih besar.” kata Hasan yang juga mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) itu

Ciri-ciri lain saham yang harus dihindari adalah tidak likuid, harganya sering kacau, spread yang lebar dan  mudah sekali digoreng. Saham gorengan adalah saham yang dari sisi naik dan turunnya harga direkayasa demi mendapatkan keuntungan janga pendek.

Saham ini kualitasnya buruk bahkan berisiko tinggi merugikan para investornya. Ada oknum yang memainkan pergerakan saham dan seolah-olah emiten tersebut memiliki fundamental bagus, ditawarkan dengan harga murah sekaligus memberikan iming-iming keuntungan yang besar.

 .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×