Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lebih optimistis, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji memprediksi, PMI Manufaktur bisa menyentuh level 54,4 dalam jangka panjang.
"Minimal dalam jangka waktu tiga bulan atau setahun tergantung kondisi daripada isu yang berkembang saat ini," kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/1).
Nafan optimistis, target tersebut akan tercapai karena kondisi ekonomi akan pulih secara bertahap. Ia pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,97% hingga 5% tahun ini.
Kondisi yang membaik tidak lepas dari adanya upaya pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan proses vaksinasi yang mulai berjalan. Di samping itu, Omnibus Law menjadi faktor penguat lainnya karena akan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja ke depan.
Baca Juga: Ditutup anjlok 1,17%, IHSG berpotensi menguat terbatas pada Kamis (6/1)
Di tengah sektor manufaktur yang diprediksi membaik, Nafan melihat saham PT Astra International Tbk (ASII) atraktif. Ini terdorong oleh kabar relaksasi stimulus fiskal terkait pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor yang masih diupayakan.
Di sisi lain, pasar otomotif mengalami pemulihan cukup baik walaupun memang tidak sekuat sebelum masa pandemi. Ia pun menyarankan beli dengan target harga Rp 6.800 per saham untuk ASII.
Di sisi lain, saham manufaktur khususnya barang konsumen seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga menarik.
Nafan melihat, saham-saham tersebut akan ditopang oleh sentimen bantuan-bantuan pemerintah ke masyarakat, sehingga daya beli akan meningkat. Ia pun menyarankan beli saham GGRM dengan target harga maksimal di Rp 66.125, HMSP dengan target harga maksimal Rp 2.550, KLBF dengan target harga Rp 1.850, dan INDF dengan target harga Rp 8.275 per saham.
Selanjutnya: Pemerintah kerek kuota penyaluran KUR bank pelat merah di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News