Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - Saat ini investor domestik justru tengah mendominasi kepemilikan sukuk, terutama oleh institusi bank, dana pensiun dan asuransi.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto melihat sisi positif dari tidak terlalu besarnya kepemilikan asing di sukuk yakni pasar tersebut menjadi lebih stabil. "Investor asing rentan pada sentimen global yang mempengaruhi tekanan untuk keluar, ini bisa membuat volatilitas tinggi," kata Handy kepada KONTAN.
Sementara, di satu sisi bertambahnya investor asing dapat membuat pasar obligasi jadi lebih likuid karena ada pemain baru. Cost of fund pemerintah juga bisa lebih rendah karena banyak investor yang membeli. Sisi negatif bila asing minim di sukus adalah risiko likuiditas bisa makin tinggi.
Meski begitu Handy memproyeksikan sukuk masih bergerak positif. sentimen yang mendorongnya adalah masih adanya defisit anggaran yang kemungkinan besar bisa terpenuhi dari penerbitan obligasi. "Masih tetap tumbuh karena sukuk jadi salah satu pelengkap untuk memenuhi dana pemerintah kedepannya," kata Handy.
Sementara, I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Securities mengatakan investor asing banyak memarkirkan dana mereka pada sukuk tenor pendek terutama seri SPN hingga jatuh tempo. "Asing tidak berani masuk di tenor panjang dan memang terlihat dari hasil lelang justru seri tenor pendek yang jumlah penawarannya paling besar," kata Made.
Senada Made juga mengatakan jumlah kepemilikan sukuk dari investor domestik masih akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia. Sementara asing baru akan mulai aktif di sukuk bila likuiditas sukuk sudah mendekati likuiditas SUN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News