kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pinnacle berencana meluncurkan ETF baru


Selasa, 17 Oktober 2017 / 22:31 WIB
Pinnacle berencana meluncurkan ETF baru


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pinnacle Investment berencana akan mengeluarkan produk reksadana ETF baru bertajuk Pinnacle Indonesia environment, social and governance (ESG) ETF (XPSG) pada awal tahun 2018.

Guntur Putra, President & Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment mengaku tertarik menerbitkan reksadana ini karena secara global, reksadana berbasis ESG sudah banyak dilirik oleh insitusi. "Bahkan, ada institusi yang mengharuskan investasi di reksadana atau investasi berbasis ESG," kata Guntur, Jumat (13/10).

Tentunya, Guntur akan mengisi portofolio reksadana XPSG akan terdiri dari perusahaan yang memiliki good corporate governance (GCG) baik yang peduli dan memiliki efek sosial tinggi. "Biasanya perusahaan GCG cenderung memiliki kinerja yang outperform dari market," kata Guntur.

Dalam meracik dan mengelola reksadana ini, Guntur akan mengacu pada indeks Sri Kehati. Namun, Guntur juga mengelola saham dan pembobotan saham secara aktif sehingga dapat memberi imbal hasil hingga 3% di atas indeks Sri Kehati. "Kami sebenarnya mengikuti indeks Sri Kehati juga, tapi pembobotannya berdasarkan faktor base investing smart beta strategi," kata Guntur.

Dalam menyaring perusahaan yang peduli lingkungan Guntur akan lebih komperhensif dengan melihat data dari MSCI, Thomson Reuters, Bloomberg maupun seluruh data publik di market, sehingga terbentuk database ESG.

Guntur mengatakan, Pinnacle kini memiliki empat produk ETF dari 14 produk yang ada di Indonesia. Selain XPES, ada Pinnacle Enhanced Liquid ETF (XPLQ), Pinnacle CORE High Dividend ETF (XPDV) dan Pinnacle Indonesia Large-Cap ETF (XPLC). Teranyar Pinncale meluncurkan Pinnacle Enhanced Sharia ETF pada Kamis (12/10).

"Indonesia masih tertinggal dari Thailand, bahkan Eropa dan Jepang untuk produk reksadana ETF, memang untuk meluncurkan ETF perlu ada kapabilitas dari aset manajemen dan dealer partisipan," kata Guntur. Agar reksadana ETF semakin berkembang perlu ada kerja sama dari semua regulator, bursa, dan pelaku industri.

Andri Yauhari, Managing Director Pinncale Investment mengatakan, reksadana ETF cocok bagi investor yang memiliki profil risiko lebih rendah dari reksadana saham konevensioanl. "Reksadana saham di Pinnacle ditujukan untuk investor dengan risiko yang lebih tinggi, nah di reksadana ETF risisko sama dengan market," kata Andri.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama memproyeksikan, prospek reksadana ETF akan semakin bertumbuh. Dana kelolaan reksadana ETF terus tumbuh, secara year to date tumbuh 24,8% per September 2017. Dana kelolaan reksadana ETF per September 2017 sebesar Rp 8 triliun. 

"Sekarang tren investasi di reksadana ETF sudah mulai terjadi karena produk reksadana saham tidak ada yang terus menerus konsisten mengalahkan IHSG, karena itu saya lihat investor akan mulai masuk ke ETF, terutama institusi," kata Wawan.

Bagi investor yang tertarik masuk reksadana ETF, Wawan menyarankan untuk jeli melihat prospek kinerja indeks yang jadi acuan rekasadana ETF tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×