Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Suku bunga acuan 7-day reverse repo rate turun 25 basis poin (bps) ke 4,25%. Saat kondisi suku bunga turun, obligasi jangka pendek atau panjang yang menarik untuk dikoleksi? Pertanyaan penting selanjutnya adalah apakah penurunan suku bunga tersebut masih akan berlanjut?
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, jika penurunan suku bunga masih berlanjut maka investasi di pasar obligasi akan semakin menarik. Faktor yang membuat pasar obligasi positif tidak hanya dari tingkat suku bunga BI melainkan juga yield US treasury dengan adanya pengurangan neraca bank sentral Amerika Serikat pada Oktober mendatang. Selain itu, faktor perkembangan credit default swap (CDS) Indonesia dan nilai tukar rupiah juga turut mempengaruhi pasar obligasi.
Handy mengatakan, jika percaya penurunan suku bunga masih akan berlanjut dan faktor lain seperti yield US treasury tidak naik, serta nilai tukar rupiah stabil, maka tentunya obligasi jangka panjang akan lebih menguntungkan dan menarik untuk dijadikan portofolio. "Namun, jika kondisi sebaliknya, di mana ruang penurunan suku bunga BI rate dan US treasury yield terbatas, maka durasi obligasi pendek akan lebih menguntungkan," kata Handy, Minggu (24/9).
Sementara menurut Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, saat ini obligasi jangka panjang akan memberikan lebih banyak keuntungan dibanding obligasi jangka pendek. "Obligasi jangka panjang yang bisa lebih banyak menyerap penurunan suku bunga BI dengan sempurna," kata Anil.
Obligasi jangka panjang 15-20 tahun menarik untuk dijadikan portofolio. "Kalau obligasi jangka pendek return-nya akan lebih sedikit dari obligasi jangka panjang akibat durasi," kata Anil. Durasi menunjukkan sensitifitas harga obligasi terhadap pergerakan suku bunga.
Anil memproyeksikan keberlanjutan prospek cerah obligasi akan bergantung pada tingkat inflasi. "Ke depan apakah suku bunga bisa turun lagi atau tidak, kalau inflasi turun terus hingga capai 3,5% maka suku bunga bisa turun dua kali lagi tahun depan, intinya masih tetap positif untuk obligasi," kata Anil Minggu (24/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News