kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilah Pilih Dua Suara Terkait IPO Pertamina Geothermal Energy


Senin, 06 Februari 2023 / 06:35 WIB
Pilah Pilih Dua Suara Terkait IPO Pertamina Geothermal Energy


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) bersiap menggelar initial public offering (IPO). Emiten yang akan menggunakan ticker PGEO ini memasang rentang harga book building di Rp 820 per saham Rp 945 per saham.

PGEO akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor IPO. Sehingga, perusahaan pelat merah tersebut berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 9,78 triliun.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat melihat, prospek IPO anak usaha BUMN ini belum cukup meyakinkan. Apalagi melihat harga anak usaha BUMN yang turun usai IPO.

Contohnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dari harga IPO Rp 800 menjadi Rp 678 per saham. Lalu, ada PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dari Rp 130 menjadi Rp 72.

Teguh mengatakan, PGEO memang merupakan anak usaha perusahaan besar. Namun, PGEO hanya sebagian kecil dari Pertamina.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Akan IPO Saham PGEO, Harga 820-960, Apa Layak Dikoleksi?

"Yang besar dari Pertamina itu Pertamina Patra Niaga yang menjadi distribusi bensin. Nah, PGEO dengan nilai IPO yang cukup besar itu akan masuk valuasi premium sehingga kurang meyakinkan dibandingkan anak usaha BUMN lainnya yang gagal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/2).

Teguh melanjutkan, bisnis PGEO sendiri merupakan energi terbarukan. Sehingga, produknya baru berupa pengembangan-pengembangan. Menurutnya, hal tersebut memiliki risiko yang tinggi harganya mencetak penurunan.

Oleh sebab itu, ia menyarankan investor sebaiknya masuk setelah melihat pengembangan yang dilakukan PGEO. Teguh mencontohkan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang kala itu IPO di harga Rp 510.

Pada awal, harga sahamnya pun sempat turun ke Rp 200 per saham. "Bayangkan jika masuk di harga Rp 200 dan saat ini harganya sudah sekitar Rp 1.300 sehingga return yang dihasilkan maksimal," terangnya.

Hanya saja, secara momentum IPO PGEO ini dinilai tepat. Sebabnya, saat ini ramai cerita mengenai energi terbarukan. Dengan begitu, Teguh menilai target dana terkumpul dari IPO PGEO akan tercapai.

"Namun apakah dari sisi investor yang membeli akan diuntungkan, belum tentu karena produk-produk PGEO masih berupa pengembangan," katanya.

Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) akan IPO, Simak Prospek Emiten Sektor Hijau di BEI




TERBARU

[X]
×