Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Analis memprediksikan peluncuran obligasi akan mencapai puncaknya di tahun ini. Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan penyebab tahun ini penerbitan obligasi membludak karena tak dipungkiri kebutuhan belanja negara tahun ini cukup besar. Terutama dana belanja pada sektor infrastruktur naik signifikan.
Selain itu, pemerintah juga banyak mengalokasikan belanja negara ke pendanaan desa dan bantuan sosial. Sementara pertumbuhan pajak belum setimpal dengan kebutuhan belanja negara.
Desmon melihat pertumbuhan SBN ke depan akan cukup besar karena pemerintah ingin menjaga defisit. Sekadar info pemerintah merencanakan inflasi yang terjadi tidak lewat dari 3%, bahkan pemerintah menargetkan inflasi tahun ini hanya sebesar 2,1%-2,4%.
Fokus pemerintah pada pembangunan infrastruktur membuat obligasi ke depan akan semakin diminati dan lebih cocok untuk pembiayaan. Kenyataannya obligasi memang memiliki kupon murah dan bisa digunakan untuk jangka panjang dengan minimal lima tahun.
Obligasi yang menjadi instrumen favorit untuk mendapatkan pendaan Desmon mengatakan bila dibanding dengan instrumen lain, seperti bank, tingkat suku bunga di obligasi yang bertenor 3 tahun dengan rating AAA hanya sekitar 7%-8%.
“Obligasi termasuk cukup murah dibandingkan pendaan dari perbankan yang suku bunganya relatif tinggi,” kata Desmon.
Sementara penyebab obligasi korporasi juga membludak karena korporasi membutuhkan dana untuk melakukan ekspansi dan membayar jatuh tempo obligasi. Untuk tahun ini Desmon menyebutkan total dana jatuh tempo korporasi mencapai Rp 79 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News