kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pertumbuhan ekonomi picu asing masuk, rupiah perkasa pagi ini


Rabu, 13 Juli 2011 / 10:47 WIB
Pertumbuhan ekonomi picu asing masuk, rupiah perkasa pagi ini
ILUSTRASI. Indra penciuman seseorang bisa menurun akibat infeksi Virus Corona. Tribunnews/Herudin


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rupiah menguat pagi ini, mengakhiri tekanan yang terjadi dua hari sebelumnya. Otot rupiah terangkat seiring meningkatnya kepemilikan asing di obligasi negara dan pasar saham untuk mengejar keuntungan dari percepatan pertumbuhan ekonomi.

Mata uang Garuda ini terapresiasi 0,3% ke level Rp 8.554 per dollar AS, hingga pukul 10.35 di Jakarta. Rupiah sudah menguat 4,9% di tahun ini, performa kedua terbaik di antara 10 mata uang utama Asia.

Kemarin, Gubernur Bank Indonesia menyebut, produk domestik bruto mungkin akan meningkat 6,3% hingga 6,8% di tahun ini, setelah bertumbuh 6,2% di tahun lalu. Harga konsumen yang melambat di 5,54% pada Juni lalu, kemungkinan akan berkisar 4% hingga 6% di tahun ini.

Kepemilikan asing di surat utang negara meningkat 22% di tahun ini hingga 8 Juli lalu menjadi Rp 239,3 triliun. Adapun, pembelian asing di saham Indonesia mencapai US$ 1,7 miliar, lebih dari yang mereka lepas di tahun ini.

Analis PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menyebut komentar positif dari Bank Indonesia mensupport rupiah. "Pertumbuhan kuat dan inflasi telah dikendalikan. Hal itu mendukung minat investor masuk ke aset Indonesia," ujarnya, hari ini.

Kemarin, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun untuk hari yang kedua.Sementara, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik empat basis poin ke 7,32%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×