Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan ketat emiten sektor teknologi e-commerce memasuki babak baru. Saat ini persaingan tidak lagi fokus menggaet lebih banyak pelanggan, tetapi persaingan terkait siapa lebih dulu mencapai profitabilitas.
Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan melihat bahwa emiten sektor teknologi seperti PT Bukalapak Tbk (BUKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk tengah dalam perjalanan menuju profitabilitas. Hal tersebut tercermin dalam pencapaian kinerja kedua emiten tersebut pada kuartal I-2023.
BUKA membukukan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) yang moderat sebesar 19% YoY menjadi Rp 40.5 triliun pada kuartal I-2023. Di mana, TPV adalah catatan total nilai transaksi yang benar-benar terjadi alias sudah dibayarkan oleh konsumen pada platform tersebut.
Baca Juga: Kekhawatiran Debt Ceiling, IHSG Berpotensi Melanjutkan Pelemahan Pada Senin (29/5)
Menariknya, BUKA membukukan margin kontribusi kuartalan yang kembali positif sebesar Rp 104 miliar atau naik 41% quartal on quartal (qoq) yang terjadi berturut-turut. BUKA juga berhasil mengurangi kerugian EBITDA yang disesuaikan menjadi Rp 209 miliar dan rugi bersih menjadi Rp 1 triliun di kuartal pertama 2023.
Sementara, GOTO membukukan pertumbuhan moderat 6% pada Gross Transaction Value (GTV) yakni catatan nilai transaksi yang sudah selesai tanpa menghitung transaksi batal ataupun masih dalam pengiriman menjadi Rp 148.5 triliun pada kuartal I-2023. Namun, GOTO berhasil meningkatkan gross take ratenya menjadi 4% yang didukung oleh bisnis on-demand (21.7%) dan e-commerce (3.6%).
Sama seperti BUKA, GOTO juga berhasil membukukan margin kontribusi yang positif sebesar Rp 636 miliar dan menekan rugi EBITDA menjadi rugi Rp 3.5 triliun dan rugi bersih menjadi Rp 3.8 triliun hingga Maret 2023.
Farras menilai, BUKA dan GOTO berusaha menuju profitabilitas dengan pendekatan yang sangat berbeda. BUKA berusaha mencapai profitabilitas dengan menonjolkan toko khusus, yang memberikan take rate di atas 7% untuk mendukung bisnis marketplace-nya.
Sedangkan, GOTO memilih strategi yang lebih organik dengan memanfaatkan teknologinya untuk menargetkan pengguna berkualitas tinggi yakni pengguna dengan GTV tinggi dan pengguna setia. Strategi ini bekerja dengan sangat baik karena GOTO berhasil mengurangi biaya promosi dan menaikkan biaya platformnya tanpa mengganggu kinerjanya.
Dengan langkah tersebut, memungkinkan GOTO untuk membukukan gross take rate yang lebih tinggi. Selain itu, hal menarik lainnya dari GOTO adalah peluncuran GoTo Logistics yaitu layanan pengiriman in-house yang melayani Tokopedia dan semua jasa pengiriman terkait GOTO.
“Semua upaya ini penting bagi kedua perusahaan untuk mencapai profitabilitas karena manajemen kedua perusahaan menargetkan untuk membukukan EBITDA positif di kuartal IV-2023,” tulis Farras dalam riset 9 Mei 2023.
PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) juga tidak bisa diabaikan dalam persaingan di bisnis e-commerce. Emiten grup Djarum yang mengoperasikan bisnis e-commerce Blibli tersebut merupakan penantang serius bisnis belanja online.
Dalam riset 2 Mei 2023, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis memaparkan bahwa total TPV Blibli mencapai Rp 17,9 triliun di kuartal I-2023 atau tumbuh 14% qoq dan naik 78% yoy. BELI memanfaatkan tren konsumen di kuartal terakhir tahun lalu yang berlanjut sampai kuartal pertama 2023, serta peningkatan perjalanan online yang mendorong Ritel 3P Blibli.
Baca Juga: IHSG Melemah, Ini Saham-Saham yang Paling Banyak Ditadah Asing Selama Sepekan
Nico mencermati pencapaian BELI tidak terlepas dari efek musiman. Pemulihan yang kuat dalam industri perjalanan online di Indonesia telah mendorong kategori gaya hidup Blibli yaitu tiket.com menjadi Rp 6,8 triliun di kuartal I-2023, turun 12% qoq namun melesat 115% yoy.
Segmen ritel 3P yakni Blibli menjalin kerja sama dengan brand prinsipal dan menjual ke pihak ketiga dalam menawarkan produk. Dalam segmen itu, sekitar 50% berasal dari bisnis gaya hidup dan perjalanan (Tiket.com).
“BELI tengah diuntungkan momentum dari kategori gaya hidup dan terus meningkatnya mobilitas penduduk, dimana Blibli memanfaatkan tren konsumen saat ini,” ujar Nico dalam riset tanggal 9 Mei 2023.
Nico menyebutkan bahwa BELI juga menyesuaikan tarif komisi untuk penjual segmen 3P yang berlaku mulai Maret 2023 di berbagai kategori. Hal ini mengindikasikan tujuan akhir Blibli yaitu mengambil margin rantai nilai yang lebih besar untuk produk 1P, dimana Blibli memiliiki kontrol penuh atas harga dan margin karena menawarkan produk sendiri. Serta, memperluas ke kategori produk white private label di mana tingkat pengambilan berpotensi lebih tinggi.
Dengan latar belakang ini, profitabilitas EBITDA Blibli diyakini dapat dicapai lebih cepat dari perkiraan selama IPO. Sesuai dengan tujuan awal, peningkatan margin lebih lanjut diharapkan bersama dengan optimalisasi margin lainnya.
Kalau Farras berpandangan, BUKA akan mencapai profitabilitas lebih dulu ketimbang GOTO, dimana GOTO diyakini baru akan mencapai profitabilitas paling cepat pada kuartal II-2024. Sulit sebenarnya untuk memilih antara GOTO dan BUKA karena keduanya saat ini memasuki tahun penentuan. Namun BUKA dinilai masih memiliki banyak amunisi untuk bangkit, kalau terjadi sesuatu di luar perkiraan.
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengamati bahwa prospek emiten teknologi e-commerce tahun ini masih cukup baik. Hal tersebut karena melihat adanya perkembangan positif secara menyeluruh dalam upaya monetisasi bisnis para penyedia layanan e-commerce di Indonesia.
“Tantangannya adalah menyeimbangkan pertumbuhan dengan upaya mencapai profitabilitas,” ungkap Jimmy kepada Kontan.co.id, Jumat (26/5).
Jimmy mengatakan, kenaikan biaya platform yang dibebankan kepada pembeli dan penjual harus bisa seimbang. Apabila salah langkah, maka pelanggan akan meninggalkan e-commerce yang menyebabkan persentase konsumen tidak berlangganan atau tidak lagi membeli produk (churn rate) menjadi tinggi.
Terkhusus GOTO, segmen e-commerce Tokopedia dinilai belum bisa mencetak keuntungan laba bersih, tetapi trennya sedang menuju kesana. Salah satunya dengan efisiensi operasional GOTO seperti yang santer didengar belakangan ini.
Baca Juga: Awal Kebangkitan Saham Properti
Jimmy melihat downside untuk saham BUKA dan GOTO saat ini sudah terbatas. Hanya saja, volatilitas terpantau masih cukup tinggi dan nampaknya masih agak berat untuk bisa mencapai profitabilitas di tahun ini.
Rekomendasi Saham :
1. PT Bukalapak Tbk (BUKA)
Pergeseran perilaku konsumen ke belanja online menguntungkan bagi bisnis pasar BUKA dan lebih tingginya literasi digital akan semakin menguntungkan bisnis Mitra Bukalapak untuk dapat beradaptasi lebih cepat dalam memanfaatkan aplikasi perusahaan.
Dengan kompetitor kini mulai masuk ke komunitas warung marketplace, Bukalapak sebagai first mover harus meningkatkan upaya untuk mengembangkan kesejahteraan mitranya. Langkah tersebut juga penting agar mempertahankan posisi BUKA sebagai pemimpin pasar.
BUKA tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai titik impas EBITDA yang diperkirakan tercapai pada kuartal IV-2023. Hal tersebut akan didorong oleh pertumbuhan vertikal khusus dan peningkatan tingkat penerimaan dari Mitra.
Rekomendasi : Add
Target Harga : Rp 350
Analis CGS CIMB Sekuritas Ryan WINIPTA dalam riset 18 Mei 2023
2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
GOTO melakukan efisiensi biaya di sejumlah hal. Pada tingkat operational expenditure (opex), efisiensi terutama datang dari pengurangan karyawan dan biaya IT.
Pertumbuhan GOTO diperkirakan akan semakin cepat seiring dengan kejelasan yang lebih baik tentang produk pinjaman konsumen dan pengembangan produk dasar. Produk cross-pollination yang merupakan sinergi antar platform dalam ekosistem akan menjadi kunci.
GOTO berada di jalur profitabilitas dengan penyesuaian positif. Pengurangan biaya harus tetap menjadi prioritas untuk melindungi landasan pacu perusahaan menuju keuntungan bisnis.
Rekomendasi : Trading Buy
Target harga : Rp 135 per saham
Analis Mirae Asset Sekuritas Jennifer A. Harjono dalam riset 17 Mei 2023
3. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI)
BELI menerapkan strategi yang efektif sejauh ini. Upaya pemasaran yang dilakukan pada kuartal IV-2022 nampaknya telah membuahkan hasil di kuartal I-2023 dengan meningkatnya lini bisnis gaya hidup dan perjalanan (segmen 3P) meski diskon jauh lebih berkurang.
Blibli menyesuaikan tarif komisi untuk penjual segmen 3P yang berlaku mulai Maret 2023 di berbagai kategori. Hal ini mengindikasikan tujuan akhir Blibli yaitu mengambil margin rantai nilai yang lebih besar untuk produk 1P, dan memperluas ke kategori produk white private label di mana tingkat pengambilan berpotensi lebih tinggi.
Rekomendasi : Buy
Target Harga : Rp 600 per saham
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam riset 2 Mei 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News