kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Meski Pendapatan Melejit, Emiten E-Commerce Masih Rugi


Rabu, 29 Maret 2023 / 08:59 WIB
Meski Pendapatan Melejit, Emiten E-Commerce Masih Rugi
ILUSTRASI. Emiten e-commerce mulai menunjukkan lonjakan yang signifikan pendapatan sepanjang 2022.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten e-commerce mulai menunjukkan lonjakan yang signifikan pendapatan sepanjang 2022. Minimal perusahaan teknologi ini mengantongi pertumbuhan double digit

Terbaru, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,61 triliun. Raihan itu melejit 93,58% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 1,86 triliun. 

Kenaikan pendapatan yang fantastis juga dicetak oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Pendapatan bersih melesat 120% secara tahunan menjadi Rp 11,3 triliun dari Rp 5,2 triliun. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menjelaskan bisnis e-commerce di 2022 dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat yang mulai menggeliat sepanjang tahun lalu. 

Baca Juga: Bukalapak Ubah Rugi Rp 1,67 T Jadi Laba Rp 1,98 T, Apakah Saham BUKA Bagus Dikoleksi?

"Konsumsi domestik masih akan mempengaruhi bisnis e-commerce untuk meningkatkan transaksi penjualan yang akhirnya berpengaruh pada GTV dan TPV," jelas dia saat dihubungi Kontan, Selasa (28/3). 

Meski begitu, kinerja bottom line para emiten teknologi itu masih tertekan. GOTO masih mencetak rugi bersih Rp 40,4 triliun sepanjang 2022 dari Rp 25,9 triliun di 2021. 

Sementara bottom line BUKA masih terselamatkan dari hasil laba investasi yang belum dan sudah terealisasi senilai Rp 3,93 triliun. Tanpa memperhitungkan nilai investasi itu, sejatinya BUKA masih negatif.

Baca Juga: Laba Mayoritas Penghuni LQ45 Sesuai Ekspektasi, Simak Rekomendasi Saham Bluechip Ini

Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy menerangkan sudah saatnya para emiten e-commerce ini untuk berhenti membakar uang dan fokus meningkatkan arus kas. 

"Masih perlu beberapa tahun untuk bisa untung dari bisnis inti sehingga investor masih harus menunggu jika berharap keuntungan atau dividen," ucap Budi. 

Setali tiga uang, Nafan menyebut memang untuk berinvestasi di saham e-commerce investor harus bersabar. Investor bisa berinvestasi jangka panjang setidaknya dalam lima tahun. 

Baca Juga: Telkom (TLKM) Mencatat Kerugian Investasi GOTO Rp 6,74 Triliun di Akhir 2022

Nafan optimistis kinerja top line para emiten e-commerce ini masih akan bisa berlanjut tumbuh sepanjang 2023 karena adanya momen tahun politik dan lonjakan dari ramadan yang kembali normal. 

"Untuk peningkatan bottom line tinggal bagaimana para emiten menggenjot efisiensi, untuk itu investor harus sabar," pungkas Nafan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×