kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Persaingan industri telekomunikasi kian sengit, begini prospek XL Axiata (EXCL)


Selasa, 09 November 2021 / 19:07 WIB
Persaingan industri telekomunikasi kian sengit, begini prospek XL Axiata (EXCL)
ILUSTRASI. Pekerja mencoba jaringan 5G di XL Center Medan, Sumatra Utara. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/rwa.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan di industri telekomunikasi semakin ketat. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Samuel Glenn Tanuwidjaja menilai, konsolidasi telecommunication carrier antara Hutchitson 3 dan PT Indosat Tbk (ISAT) justru membuat pricing di industri ini semakin kompetitif.  Sebab, pilihan konsumen terhadap cell phone carrier semakin sedikit.

“Istilah hukum penawaran dan permintaan, pricing  power ada di pihak  produsen bukan konsumen.  Konsumen mempunyai pilihan yang sedikit untuk memilih harga yang murah,” terang Glenn kepada Kontan.co.id, Selasa (9/11).

Nah, dalam hal ini, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mempunyai tugas untuk mempertahankan Average revenue per user (ARPU) nya.  EXCL menghadapi kompetisi dengan peers-nya, seperti ARPU milik ISAT di level Rp 32.700 dan ARPU PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang sudah di level Rp 20.0000. 

Dalam hal kompetisi, perbandingan kompetisi bagi EXCL yang tepat adalah dengan ISAT. Jika dibandingkan dengan TLKM, EXCL dinilai cukup kecil jika dari sisi ukuran subscribers , asset, hingga pendapatannya.

Baca Juga: Begini peluang dan tantangan yang dihadapi XL Axiata (EXCL) di industri telko

Akan tetapi, EXCL dinilai mempunyai poin plus tersendiri, dimana base transreceiver station (BTS) nya masih mengungguli kepemilikan ISAT. EXCL saat ini mempunyai 156.000 unit BTS sementara ISAT punya 132.000 unit BTS. Hal ini menjadikan EXCL menempati urutan kedua setelah TLKM.

 

Dus, faktor ini membuat prospek EXCl ke depan cukup baik, menurut Glenn. Namun, EXCL juga menghadapi tantangan yang cukup berat dalam memperluas jaringan 4G, dimana di saat ini ISAT dan TLKM bergerak cepat memperluas jaringan di daerah-daerah pinggiran di Indonesia.

Asal tahu, per kuartal III-2021, EXCL membukukan laba bersih senilai Rp 1,01 triliun per akhir kuartal III-2021. Realisasi ini menyusut 51% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,07 triliun.

Meski demikian, EXCL berhasil mendongkrak pendapatannya meski tipis. Emiten penyedia jasa telekomunikasi ini membukukan pendapatan senilai Rp 19,80 triliun, naik 0,73% dari pendapatan pada kuartal III-2020 sebesar Rp 19,65 triliun.

Selanjutnya: Laba bersih XL Axiata (EXCl) menyusut 51% hingga kuartal ketiga 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×