kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pernyataan bank sentral China membuat koreksi harga bitcoin semakin dalam


Rabu, 19 Mei 2021 / 17:22 WIB
Pernyataan bank sentral China membuat koreksi harga bitcoin semakin dalam
ILUSTRASI. Bitcoin. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Bahkan, semakin hari justru semakin tersungkur. Merujuk Coinmarketcap.com, pada pukul 17.00 WIB, harga Bitcoin berada di US$ 40.425,50 per Btc. Harga tersebut sudah terkoreksi 10,31% dalam 24 jam terakhir, sementara dalam seminggu sudah turun 28,94%.

Salah satu pemicu terkoreksinya harga Bitcoin adalah pernyataan dari Elon Musk yang menyebut, Tesla menangguhkan sementara transaksi yang menggunakan Bitcoin. Pernyataan Elon Musk ini didasari dari karbon emisi penambangan Bitcoin yang justru tidak ramah lingkungan.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, di luar dinamika pernyataan Elon Musk, Bitcoin sejatinya memang sedang berada dalam tren bearish. 

Pukulan terbaru datang dari pernyataan bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC) yang menegaskan mata uang digital tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Selain itu, PBOC juga tidak memperbolehkan lembaga pembayaran dan finansial untuk mematok harga pelayanan menggunakan aset virtual.

Baca Juga: Bitcoin merosot di bawah US$ 40.000 setelah pembatasan crypto baru China

“Mereka berusaha memperingatkan publik mengenai risiko dari aset kripto. Selain itu, euphoria perdagangan spekulatif mata uang kripto dianggap sudah berlebihan, sehingga otoritas pun memberikan pernyataan tersebut untuk menjaga kepentingan masyarakat banyak,” terang Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (19/5).

Selain itu, Sutopo juga melihat koreksi yang terjadi pada Bitcoin juga imbas dari Bitcoin yang sudah terlampau overbought ketika berada di atas US$ 60.000-an. Menurutnya, koreksi ini berpotensi berlanjut ke kisaran US$ 30.000. 

Hal tersebut dinilai wajar mengingat Bitcoin merupakan aset spekulatif dengan tingkat resiko tinggi di mana volatilitasnya bergerak sangat liar karena ketidakseimbangan supply and demand. Kendati demikian, Sutopo melihat koreksi ini merupakan periode konsolidasi secara alami guna mendukung apresiasi di masa mendatang.

“Agak sulit melihat kenaikan Bitcoin dalam jangka pendek ini, berita-berita positif yang mendongkrak kinerjanya sudah lewat. Di satu sisi, berita-berita negatif justru terus bermunculan,” imbuh Sutopo.

Oleh karena itu, Sutopo meyakini, agar Bitcoin bisa kembali mengalami kenaikan signifikan diperlukan adanya kabar atau pernyataan positif dari pemain-pemain besar. 

Dengan terpukulnya Bitcoin, lantas membuat aset-aset kripto lainnya ikut mengalami koreksi. Maklum saja, Bitcoin sebagai mata uang kripto utama pergerakan harganya menentukan kinerja aset kripto lainnya.

Merujuk Coinmarketcap.com, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar nomor dua dan tiga, yakni Ethereum (ETH) dan Binance Coin (BNB), kompak mengekor kinerja Bitcoin. ETH saat ini berada di level US$ 2.956 atau terkoreksi 31,33% dalam seminggu terakhir. Sementara BNB berada di level US$ 433,36 atau turun 34,85% dalam seminggu terakhir.

Selanjutnya: China melarang lembaga keuangan dan pembayaran dari bisnis mata uang kripto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×