kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,93   -18,79   -2.03%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pernah rugi, Direktur Dana Brata Hendy Narindra tekankan aspek fundamental investasi


Sabtu, 28 November 2020 / 06:30 WIB
Pernah rugi, Direktur Dana Brata Hendy Narindra tekankan aspek fundamental investasi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia investasi bukan menjadi hal yang baru bagi seorang Hendy Narindra Dewantoro. Pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) ini masuk ke dunia pasar modal sekitar tahun 1992. Setelah lulus kuliah, Hendy melihat bahwa investasi di pasar saham cukup menjanjikan.

Dia mengatakan, kala itu hampir semua saham yang saat menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) harganya pasti naik di hari pertama pencatatan.  Bahkan, capital gain yang bisa didapat jauh melebihi bunga tabungan maupun deposito saat itu.

“Karena tertarik saya memutuskan untuk mendalami pasar saham. Saya ingin mencari tahu bagaimana cara berinvestasinya, bagaimana cara menghitung dan menganalisis suatu saham, apa saja yang perlu kita pertimbangkan sebelum membeli saham, bagaimana risikonya, dan sebagainya,” kenang pria kelahiran tahun 1967 ini.

Hendy pun semakin serius untuk mendalami dunia investasi. Untuk itu, dirinya mengikuti  sebuah kursus financial analysis selama enam bulan. Setelah menyelesaikan kursus tersebut, Hendy mulai mempelajari, menghitung, menganalisis kinerja keuangan, dan risiko suatu saham yang akan IPO. “Itu semua saya bisa dapatkan dari buku prospektus,” sambung dia.

Baca Juga: Kisah mereka yang memilih keluar dari bitcoin dan harus merugi

Bukan berarti perjalanan investasi seorang Hendy berjalan mulus-mulus saja. Bapak empat orang anak ini mengaku pernah mengalami kerugian dalam berinvestasi saham. Meskipun dirinya sudah berhati-hati dalam menginvestasikan dana, mulai dari mempelajari laporan keuangan, melakukan analisis risiko, dan sebagainya, tetapi ternyata ada hal-hal di luar itu yang tidak diungkap oleh perusahaan sehingga menyebabkan kebangkrutan dan pada akhirnya investor kehilangan dana investasi pada perusahaan  tersebut.

“Namun, jika investasi kita membuahkan imbal hasil yang sesuai bahkan melebihi dari yang kita harapkan, itu sangat menyenangkan. Rasanya seperti memenangkan sebuah pertandingan dan mendapatkan hadiah,” lanjut Hendy.

Saat ini, keranjang investasi Hendy pun semakin beragam. Pria yang lahir di Jakarta ini menjadikan properti dan tanah sebagai aset utama saat ini. Selain menghasilkan passive income, kedua aset ini dinilai cocok bagi investor yang sudah berusia tidak muda lagi dan tidak mau mengambil aset yang banyak risiko. Sebanyak 70% dari total investasi Hendy berupa tanah dan properti.

Dari sisi segmentasi, Hendy menyewakan aset propertinya kepada orang asing (ekspatriat). Hendy pun cukup selektif dalam memilih aset properti, dimana dia  memilih aset yang sesuai dengan segmentasi pasar tersebut. “Saya memilih yang dari luasannya  cocok untuk penyewa orang asing. Mereka mencari unit di atas dua kamar. Sebab itu saya tidak membeli unit di bawah dua kamar, kebanyakan yang tiga sampai empat kamar,” aku dia.

Baca Juga: Terungkap! 10 Rahasia yang bikin Warren Buffett menjadi miliarder

Hendy pun cukup jeli dan selektif dalam memilih lokasi. Dia memilih properti yang terletak di kawasan pusat bisnis seperti central business district (CBD) Kuningan hingga Kemang. Investasi properti ini dinilai cocok bagi orang yang ingin menghindari instrumen investasi yang sifatnya berisiko tinggi.

Sementara 30% keranjang investasinya disebar di aset saham, obligasi dan deposito. Nah, meski risikonya cukup tinggi, jika investor benar dalam memilih suatu saham yang tepat, investasi saham dinilai bisa menghasilkan imbal hasil, (baik capital gain maupun dividen) yang lebih besar dari bunga obligasi, deposito, maupun tabungan.

Hendy menegaskan jangan pernah  melakukan investasi karena hanya dengar-dengar atau ikut-ikutan orang lain. Pun, jangan berinvestasi pada sesuatu yang tidak dimengerti. Hendy juga menganjurkan jangan berinvestasi pada perusahaan maupun perorangan yang menjanjikan imbal hasil yang sangat besar dan menggiurkan.

“Jika Anda ingin berinvestasi saham, baca dulu prospektusnya, pelajari dulu laporan keuangannya. Lihat rasio-rasio keuangannya, lihat utangnya, lihat modalnya, lihat cash flow-nya,” saran dia.

Baca Juga: Cuan Gede Saat Krisis Keuangan, Ini Kiat Investasi CEO TOYS Iwan Tjen Saat Pandemi

Pentingnya aspek fundamental

Pria penyuka traveling ini pun tidak segan memberikan tips berinvestasi bagi pembaca Kontan.co.id. Jika seseorang ingin berinvestasi dalam pasar saham, maka seseorang harus memastikan bahwa saham tersebut bukan saham gorengan, yakni saham yang naik turunnya diatur oleh para bandar.

Saham tersebut harus berkinerja baik. Indikasinya, bisa dilihat apakah perusahaan ini sering membagikan dividen. Yang terpenting adalah aspek fundamental. Calon investor juga harus menganalisis laporan keuangan, melihat rasio keuangannya, hingga mencermati struktur utang dan modalnya.

Ia pun menilai selalu ada peluang untuk mencuil cuan di pasar saham walaupun saat ini dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Contohnya, investor  bisa berinvestasi pada saham-saham farmasi dimana saat ini permintaan akan obat dan farmasi melonjak tajam.

Sebagai orang yang sudah cukup lama berkecimpung, Hendy pun menaruh asa bagi kemajuan pasar modal tanah air. Hendy menilai, pasar modal Indonesia masih kekurangan investor dengan orientasi jangka panjang dan kebanyakan investor saat ini hanya investor jangka pendek saja. Alhasil, harga saham saat ini pun lebih dinamis (volatile) dibandingkan dulu.

“Dulu tahun 1990-an kebanyakan  merupakan investor jangka panjang. Beli dalam jumlah banyak dan memegang dalam waktu lama. Semoga ke depan semakin banyak investor jangka panjang baik dalam negeri maupun luar negeri yang datang,” pungkas dia.

Baca Juga: Mengintip portofolio investasi CEO Sunindo Adipersada (TOYS) Iwan Tirtha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×