Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan emas jatuh ke level terendah dalam delapan tahun terakhir. Berdasarkan data World Gold Council (WGC) yang dirilis Kamis (10/11), permintaan emas pada kuartal ketiga 2017 turun 9% menjadi 915 ton dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu.
Jika dilihat dari awal tahun, penurunan permintaan emas mencapai 12%. Penurunan secara tahunan ini terutama tampak pada exchange traded fund (ETF) emas yang merosot 87%. WGC menyebut, penambahan permintaan pada ETF sebesar 18,9 ton. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang penambahan di kuartal ketiga tahun lalu sebesar 144,3 ton.
Dalam laman resmi, WGC menyebut, permintaan perhiasan turun 3% secara tahunan. "Penurunan tahunan permintaan emas global ini terutama berasal dari India sebesar 25%, yang terganggu oleh perubahan pajak dan pengetatan transaksi perhiasan," ungkap WGC dalam laporan.
Di sisi lain, permintaan perhiasan di China masih tumbuh hingga 13% secara year on year (yoy). Total permintaan perhiasan global mencapai 478,7 ton ketimbang sebelumnya 495,3 ton.
Sedangkan permintaan emas dari bank-bank sentral justru naik 25% secara tahunan. Penambahan permintaan bank sentral ini sebesar 111 ton dari 88,8 ton di kuartal ketiga tahun lalu. Rusia, Turki, dan Kazakhstan masih menjadi peminat emas terbesar.
Investasi pada emas batangan dan koin menguat sebesar 17% menjadi 222,3 ton. Pertumbuhan permintaan ini terjadi di China dimana investor asal negeri Tirai Bambu itu banyak memburu emas di saat harga jatuh.
Tak hanya sebagai instrumen investasi, permintaan emas dari sektor teknologi juga meningkat. Permintaan chip memori terus meningkat berkat popularitas smartphone kelas atas yang terus-menerus. Permintaan emas di sektor ini naik 2% menjadi 84,2 ton.
Turunnya permintaan ini ternyata juga diikuti oleh penurunan pasokan. Pasokan emas turun 2% selama kuartal tiga menjadi 1.146,4 ton karena produksi tambang melemah 1% dibanding periode yang sama tahun 2016. Kemudian aktivitas daur ulang pun menyusut 6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News