Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun penjualan semen diperkirakan lebih lesu pada akhir tahun ini, kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih mampu bertahan dengan sejumlah faktor berikut.
Analis Binartha Sekuritas, Eka Rahmawati menjelaskan pada akhir tahun permintaan semen diperkirakan lebih lambat, salah satunya disebabkan oleh musim penghujan dan imbas pilkada pada bulan November. Manajemen SMGR memproyeksikan pertumbuhan satu digit yakni sekitar 3%–4% pada tahun 2025.
"Namun demikian pangsa pasar bisa dipertahankan pada 50% didukung dengan stimulus program perumahan dan pemulihan di sektor properti," tulis Eka dalam riset 5 Desember 2024.
Baca Juga: Perusahaan Semen Berlomba Beralih ke Produk Rendah Karbon
Adapun pada bulan Oktober 2024, volume penjualan meningkat tipis sebesar 0,2% YoY menjadi 6,32 juta ton (mt). Dengan demikian secara kumulatif penjualan Januari–Oktober 2024 naik sebesar 1,4% YoY menjadi 52,35 mt.
Eka mencermati walaupun hal tersebut menunjukan tren positif, tetapi penjualan semen curah turun sebesar 2,0%. Penyebab utamanya karena selesainya proyek tahap 1 untuk ibu kota baru, khususnya di Kalimantan. Sebaliknya, penjualan semen kantong menunjukkan sedikit peningkatan, meningkat sebesar 1,2% YoY.
Namun, volume penjualan domestik SMGR turun 6,4% YoY pada Oktober 2024 menjadi 3,1 juta ton. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan penjualan SMGR sebesar 3,2% YoY menjadi 25,9 juta ton.
Adapun untuk periode kuartal ketiga, laba bersih menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 635% QoQ menjadi Rp 218 miliar. Namun tidak dipungkiri nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 74% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kendati margin laba bersih (NPM) meningkat menjadi 2,2%.
Ke depan, Eka berharap SMRG dapat meningkatkan margin perusahaan seiring fokus pada efisiensi biaya dan operasional, serta didukung oleh kenaikan tambahan ASP yang direncanakan pada kuartal IV 2024.
Proyeksinya tahun 2025, pendapatan SMGR dapat diraih sebesar Rp 37,15 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara untuk sahamnya, ia merekomendasikan buy SMGR dengan target harga Rp 3,440 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News