kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Permintaan China Meningkat, Harga Batubara di Semester II Berpotensi Melonjak


Selasa, 16 Juli 2024 / 19:24 WIB
Permintaan China Meningkat, Harga Batubara di Semester II Berpotensi Melonjak
ILUSTRASI. Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Priok, Kamis (3/2/2022). Pemerintah resmi membuka kembali keran ekspor batu bara per 1 Februari 2022, namun hanya diberikan untuk perusahaan yang telah memenuhi kewajiban persentase penjualan untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) dan telah menyampaikan surat pernyataan bersedia membayar denda atau dana kompensasi atas kekurangan DMO pada 2021. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

“Penurunan yang signifikan ini telah didukung oleh pasokan yang kuat dan secara bertahap meningkatkan penetrasi listrik terbarukan,” tambahnya.

Sisi positifnya penurunan tajam harga batu bara ini daripada tahun lalu tetap jauh di atas level rata-rata tahun 2015-2019. Dalam setahun terakhir, harga batu bara masih konsolidasi yang sempat tertekan di bawah level US$ 120 per ton, namun berhasil rebound dekati US$ 150 per ton atau tepatnya US$148 per ton.

Menurut Wahyu, pelemahan harga batu bara masih berpeluang terjadi pada 2025 karena pembangkit listrik terbarukan memenuhi permintaan listrik yang meningkat. Di sisi lain, tren pemotogan suku bunga dapat menjadi katalis positif untuk permintaan batu bara.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Bidik 50% Pendapatan Non Batubara di tahun 2030

Selain itu, harga batubara bisa mendapatkan keuntungan dari kondisi harga gas alam yang lebih tinggi di seluruh Eropa. Harga gas alam tinggi terutama di Eropa Timur ini artinya kemungkinan beberapa negara akan membakar lebih banyak batu bara untuk pembangkit listrik selama musim dingin mendatang.

Dari China, Wahyu menuturkan, saat ini permintaan juga terpantau naik dan produksi batubara China mencapai level tertinggi enam bulan. Mengutip Barchart, harga batu bara Newcastle berjangka (futures) kontrak bulan Juli terpantau menguat 0,82% menjadi US$134,95 per ton pada Senin (15/7).

Menjelang musim panas, China dilaporkan mengumpulkan persediaan sebesar 162 juta ton batubara selama lima bulan pertama di 2024, setara dengan sekitar 8,5% konsumsi selama lima bulan tersebut, berdasarkan data dari cqcoal.com yang dikutip oleh Bloomberg bulan lalu

Produksi batu bara China mencapai 405,38 juta metrik ton pada Juni, volume tertinggi sejak Desember 2023 dan naik 3,6% dibandingkan Juni tahun lalu, menurut data Biro Statistik Nasional China (NBS).

Baca Juga: Subsidi Energi Fosil Masih Tinggi, Begini Tanggapan Kementerian ESDM

Wahyu memperkirakan, rata-rata harga batubara akan berkonsolidasi di area US$115  per ton – US$ 170 per ton hingga akhir tahun 2024. Harga wajar batubara dinilai pada posisi US$ 130 - US$ 150 per ton, sehingga masih berpotensi naik ke US$ 140 – US$ 150 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×