kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Perkuat Permodalan, MNC Energy Investments (IATA) Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun


Kamis, 11 Mei 2023 / 17:00 WIB
Perkuat Permodalan, MNC Energy Investments (IATA) Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun
ILUSTRASI. Obligasi. Perkuat Permodalan, MNC Energy Investments (IATA) Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT  MNC Energy Investments Tbk (IATA) akan menerbitkan obligasi, sukuk, dan/atau surat utang bernilai Rp 1,5 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), IATA memaparkan akan melakukan penerbitan obligasi dan/atau sukuk dan/atau surat utang lainnya dari lembaga keuangan bukan bank oleh perseroan.

Rencana Transaksi akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 2023.

Nilai transaksi tersebut setara dengan lebih dari 126,53% dari ekuitas perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2022.

Baca Juga: Kinerja Mendaki, Saham Emiten Milik Konglomerat ini Layak Koleksi

Dari dana yang diperoleh, IATA berencana menggunakannya untuk memperkuat struktur permodalan dan keuangan perseroan, namun tidak terbatas pada cadangan peningkatan modal kerja perseroan dan digunakan untuk melakukan pelunasan atas utang-utang IATA dan untuk perluasan kegiatan usaha Perseroan.

“Namun, penggunaan dana dapat berubah dan disesuaikan dengan kebutuhan perseroan dengan cara direksi akan mengusulkan kepada Dewan Komisaris, untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris,” ujar manajemen IATA dalam keterbukaan informasi tertanggal 10 Mei 2023.

Sebagai informasi, saat ini IATA memiliki cadangan batubara terbukti sebesar 386,6 juta MT dari sekitar 20% total luas area penambangan sebesar 72.478 Ha.

Selain itu, kegiatan eksplorasi masih dilakukan secara bertahap pada sisa area penambangan seluas 57.793 Ha, di mana perseroan meyakini cadangan batubara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi yang menunjukkan temuan baru.

Baca Juga: Group MNC Telah Melepas 189,75 Juta Saham IATA, Kepemilikannya Kini Tinggal 5,92%

Perseroan fokus untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi target 7 juta MT pada akhir tahun 2023 dan terus meningkatkan produksi ke depannya.

Head of Investor Relations IATA Natassha Yunita mengatakan, pihaknya saat ini sedang menyusun proyeksi jangka panjang dan prospektus untuk penerbitan obligasi.

“Detail terkait penerbitan obligasi nanti akan dimintakan untuk persetujuan pada RUPS dan akan disampaikan setelahnya,” katanya kepada Kontan, Kamis (11/5).

Pada kuartal I 2023, IATA telah memproduksi 953,1 ribu MT batubara, naik 11,5% YoY atau bertambah hampir 100.000 MT dibandingkan produksi kuartal I 2022.

Baca Juga: Terkerek Harga Batubara, Laba Bersih IATA Pada Kuartal III-2022 Melonjak 344,7%

Dari sisi penjualan, IATA telah memasarkan sebanyak 1,1 juta MT batu bara pada kuartal I 2023. Jumlah tersebut naik 35,3% YoY dibanding realisasi kuartal pertama 2022 yang berjumlah 823,5 ribu MT.

Pendapatan usaha IATA juga naik 29,29 YoY, dari semula US$ 40,39 juta di kuartal I 2022 menjadi US$ 52,23 juta di kuartal I 2023.

Namun, IATA mengantongi laba tahun berjalan setelah dampak performa yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 15,80 juta di kuartal I 2023. Jumlah tersebut susut 3,53% dibanding realisasi kuartal I 2022 yang mencapai US$ 16,38 juta.

Baca Juga: MNC Energy Investment (IATA) Bakal Genjot Produksi Batubara Sampai Akhir Tahun

Hal itu disebabkan oleh kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Misalnya, beban penjualan yang naik 157,71% YoY, dari semula US$ 4,73 juta di kuartal I 2022 menjadi US$ 12,21 juta di kuartal I 2023.

Lalu, beban langsung IATA naik 60,99 YoY dari semula US$ 11,06 juta di kuartal I 2022 menjadi US$ 17,81 juta di kuartal I 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×