kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

MNC Energy Investment (IATA) Bakal Genjot Produksi Batubara Sampai Akhir Tahun


Sabtu, 01 Oktober 2022 / 16:40 WIB
MNC Energy Investment (IATA) Bakal Genjot Produksi Batubara Sampai Akhir Tahun


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Grup MNC, PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) masih akan terus menggenjot produksi batubara sampai akhir tahun meski telah mengantongi kontrak US$ 108,42 juta. 

Seperti yang diketahui, IATA lewat PT Bhakti Coal Resources telah melakukan tanda tangan kontrak pada SAII Resources Pte Ltd, Visa Resources Pte Ltd dan CPTL Pte Ltd dengan total transaksi US$ 108,24 juta. 

Head of Investor Relation MNC Energy Investment Natassha Yunita menekankan kontrak tersebut tidak merubah target produksi atau pendapatan perseroan, tetapi memberikan jaminan bahwa produksi batubara perseroan telah terjual sampai akhir tahun. 

“Karena ketiga pembeli ini memberikan down-payment sehingga kebutuhan modal kerja sudah tersedia di awal,” jelas Natassha kepada Kontan belum lama ini. 

Baca Juga: Logindo Samudramakmur (LEAD) Rajin Mengikuti Sejumlah Tender

Asal tahu saja, tahun ini, IATA memasang target produksi sebesar 6,3 juta ton batubara. Jumlah itu melonjak dibanding realisasi 2021 yang hanya 2,6 juta ton. Bahkan di 2023, IATA mengincar produksi 10 juta ton. 

Natassha bilang saat ini cadangan IATA tergolong besar dan belum semua Izin Usaha Pertambangan (IUP) beroperasi. Adapun MNC Energy Investment punya delapan IUP, tapi baru empat yang dikembangkan. 

“Kita juga akan membangun tambahan infrastruktur di pelabuhan untuk mendukung penjualan sehingga proses muat batubara ke tongkang lebih cepat,” kata dia. 

IATA juga masih membuka lebar pintu untuk ekspansi dalam menambah tambang batubara lain maupun komoditas lainnya. Selain itu, Natassha juga mengakui perseroan juga akan melirik green energy.

Baca Juga: WIR ASIA (WIRG) Optimis Pendapatan Rp 1,8 Triliun Tahun 2022 Bakal Tercapai

Secara terpisah, Direktur Bhakti Coal Resources Leader DS Daeli menyebut belanja modal alias capital expenditure IATA kebanyakan untuk membangun infrastruktur. 

"Capex kita lebih kepada pembebasan lahan, pembuatan jalan dan conveyor sekitar US$ 10 juta. Berikutnya hanya private road dan conveyor di kuartal IV," ucap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×