kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perkenomian 2023 Diramal Lebih Menantang, Instrumen Investasi Apa yang Menjanjikan?


Jumat, 30 Desember 2022 / 13:05 WIB
Perkenomian 2023 Diramal Lebih Menantang, Instrumen Investasi Apa yang Menjanjikan?
ILUSTRASI. Uang rupiah.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian pada 2023 berpotensi lebih menantang dibanding tahun ini. Investor pasar modal diharapkan untuk tak terlalu agresif dalam berinvestasi dan perlu meningkatkan perhatian terhadap kondisi makro ekonomi global.

Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, jika suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed lanjut naik tahun depan, maka kemungkinan industri perbankan akan berhati-hati menyalurkan kredit. Tanpa penyaluran kredit yang ideal, ekonomi diperkirakan sulit bergerak lebih gesit.

Alhasil, potensi perlambatan ekonomi akan jauh lebih besar. Hal itu diperparah konflik geopolitik Ukraina dan Rusia yang masih bergulir. Oleh karena itu, menurut Budi, investor harus terbiasa dengan kondisi ekonomi yang berhadapan dengan inflasi pada tahun depan.

Akan tetapi, meskipun prospek ekonomi berpotensi stagflasi, prospek investasi belum tentu negatif. Pasalnya, pasar modal selalu lebih dulu bergerak daripada sektor riil.

Baca Juga: Pendapatan Iklan Emiten Media Diprediksi Meningkat, Cek Saham Rekomendasi Analis

Untuk menghadapi volatilitas tahun depan, Budi menyarankan investor melengkapi aset kelasnya dalam berinvestasi. Dia menyebut yang paling menarik sepanjang tahun ini adalah dana asing yang keluar sangat besar pada instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN).

Akan tetapi, pada akhir tahun, dana asing pada SBN mulai marak masuk kembali.

"Menurut saya asing akan lanjut masuk ke SBN dan saham Indonesia pada 2023," kata Budi dalam acara Investment Talk yang diselenggarakan oleh D'ORIGIN Financial & Business Advisory dan IGICO Advisory, Rabu (29/12).

Kendati dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi, Budi optimistis melihat kondisi perekonomian Indonesia tahun depan. Mengingat, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) rencananya dicabut pemerintah secara menyeluruh sehingga bisa lebih memutar roda perekonomian.

Mengutip data Bloomberg, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 diproyeksi sekitar 4,9% dengan tingkat inflasi 4,3%. Budi memproyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun depan melalui tiga skenario.

Untuk base case, targetnya ada pada level 7.550. Lalu untuk posisi bull menembus level 8.400 dan posisi bear pada level 6.750.

Founder of Kurikulumsaham Alex Sukandar merekomendasikan beberapa saham pilihan yang diproyeksikan berkilau tahun depan. Saham-saham tersebut adalah HRUM, PTBA, dan INDY di sektor energi serta BMRI, BBRI, dan BBCA di sektor keuangan.

Baca Juga: Rusia Akan Hentikan Ekspor Minyak Mentah, Cek Rekomendasi Saham Migas Berikut Ini

Ia juga menyarankan investor berinvestasi pada mata uang asing karena kecenderungan untuk tetap menguat terhadap rupiah. "Kalau untuk jangka panjang saya lebih memilih euro atau dolar AS karena ini downtrend-nya lumayan panjang banget,” tuturnya.

Capital Market Practitioner Nandang Kuswara merekomendasikan beberapa sektor di pasar modal yang menjanjikan tahun depan, yaitu sektor energi, kesehatan, barang konsumen primer. Properti juga akan jadi salah satu yang menarik menurutnya.

"Apalagi kalau untuk trading atau investasi jangka pendek mungkin bisa diperdagangkan cukup lumayan ya risk and reward-nya," ucap dia.

Sementara untuk sektor keuangan sudah mulai turun kinerjanya dibanding IHSG itu sendiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×