kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   0,00   0,00%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Periode Pemangkasan Suku Bunga Kian Dekat, Dolar AS Berpotensi Melemah


Rabu, 31 Juli 2024 / 18:08 WIB
Periode Pemangkasan Suku Bunga Kian Dekat, Dolar AS Berpotensi Melemah
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang asing dolar Amerika Serikat (US$) di konter jasa penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (20/6/2024).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

“Pasar akan terfokus soal suku bunga karena suku bunga terus menopang penguatan dolar AS. Dengan semakin dekat tenggat waktu pemangkasan bunga, maka pasar melakukan antisipasi dan reaksi terhadap kebijakan tersebut dengan cara melepas dolar,” ujar Nanang.

Antisipasi investor ini pun telah terlihat dengan penguatan berbagai mata uang rival dolar AS. Japanese Yen (JPY) sendiri terus menguat dan mendekati 150.00 per dolar, terlebih lagi didukung kebijakan Bank of Japan (BoJ) yang mengerek suku bunga menjadi 0,25%.

Nanang memandang, USDJPY bahkan tidak menutup kemungkinan bisa berada di bawah level 145, jika the fed sudah memangkas suku bunga acuannya.

Baca Juga: Inflasi AS Stabil, IMF Sebut The Fed Sudah Siap Memangkas Suku Bunga Acuan Tahun Ini

Sementara itu, Poundsterling (GBP) masih mendapat sokongan dari inflasi dan beberapa fundamental ekonomi yang baik. Namun ruang pemangkasan yang akan terjadi besok dapat menahan laju mata uang inggris tersebut.

“Secara jangka menengah hingga akhir tahun, ada ruang kenaikan poundsterling untuk kembali membuka zona range atas baru US$1.3000,” sebut Nanang.

Tak hanya mata uang rival dolar AS, Nanang menilai, rupiah (IDR) juga dapat diuntungkan kalau suku bunga dipangkas berpotensi melemahkan dolar. Aliran modal asing diperkirakan bakal lebih deras, apalagi jelang kepemimpinan pemerintahan baru.

Baca Juga: The Fed Tidak Akan Tunggu Inflasi Turun Jadi 2% untuk Pangkas Suku Bunga

Menurut Nanang, arah kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah yang baru bisa menopang kinerja rupiah untuk bisa kembali bergerak di bawah Rp 16.000 per dolar AS. USDIDR berpeluang menguat dan berada dalam rentang Rp 15.700 - Rp 15.900 per dolar AS.

“Penguatan rupiah dampak dari pelemahan dolar dan kebijakan pelonggaran The Fed. Dengan tidak mengesampikan pasca-pemilu Amerika yang nantinya bisa pengaruhi kebijakan luar negeri pimpinan Paman Sam yang baru nanti,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×