Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah seiring periode pemangkasan suku bunga kian dekat. Sinyal dovish dari the Fed di pertemuan nanti malam dapat melemahkan prospek dolar AS.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat, the Fed kemungkinan tidak mengubah level suku bunga di pertemuan malam ini, Rabu (31/7).
Akan tetapi, kalangan pasar akan menyoroti pernyataan Ketua Fed, Jerome Powell, soal pemangkasan yang akan dimulai September mendatang.
Baca Juga: Data inflasi AS Mengangkat Saham Global, Menurunkan Imbal Hasil Treasury
“Perihal pemangkasan suku bunga, menjadi hal yang kurang baik terhadap pergerakan mata uang terkait, dalam hal ini dolar. Dolar AS akan melemah seiring dengan makin dekatnya potensi pemangkasan tersebut terjadi,” jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Terlebih lagi, lanjut Nanang, beberapa variabel pendukung tengah menjadi perhatian khusus, seperti data Non Farm Payroll (NFP) AS yang akan dirilis Jumat (2/8).
Data tenaga kerja AS itu diperkirakan akan berada di bawah 200.000, dan bila ini terjadi ataupun bertahan hingga data NFP September mendatang maka semakin kuatnya pemangkasan bunga Fed.
Tidak hanya NFP, data Unemployment Rate pun dinantikan pasar. Apalagi, perlahan angka tingkat pengangguran AS makin naik di atas 4,1% yang menandakan perlambatan atau jumlah lowongan pekerjaan yang menyusut.
Baca Juga: Pemotongan Suku Bunga Bank Sentral Tiongkok, Dorongan Baru untuk Ekonomi
Nanang bilang, investor juga akan memastikan angka inflasi AS, apakah semakin dekati target di bawah 3.0%, dimana target utama 2,0%. Sehingga, dolar AS akan terus mengalami pelemahan yang terancam kembali menguji area 100.70, dan harus melewati beberapa titik support lainnya di 103.17 dan 102.25.