kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Peringkat dipangkas, likuiditas Tiphone Mobile Indonesia (TELE) akan berat


Kamis, 16 Juli 2020 / 20:23 WIB
Peringkat dipangkas, likuiditas Tiphone Mobile Indonesia (TELE) akan berat
ILUSTRASI. Gerai ponsel Telesindo Shop dari PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). Pefindo juga merevisi outlook TELE dari sebelumnya di peringkat idSD menjadi idD.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Adapun terkait kondisi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Zamzami berharap TELE bisa merestrukturisasi utangnya agar sanggup membayar kewajiban. "Dan mempercepat penagihan piutang tentunya," imbuh Zamzami.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/7), TELE dan keempat anak usahanya PT Telesindo Shop, PT Simpatindo Multi Media, PT Perdana Mulia Makmur dan PT Poin Multimedia Nusantara telah dinyatakan berada dalam kondisi (PKPU) sementara selama 42 hari.

Dalam kondisi PKPU sementara, TELE berusaha untuk melakukan restrukturisasi seluruh utang dan kewajibannya. Termasuk utang TELE yang telah jatuh tempo.

Baca Juga: Lagi, Tiphone (TELE) menunda pembayaran bunga obligasi perusahaan

Di sisi lain, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menjelaskan bahwa prospek TELE ke depan memang kurang baik. Sebab, penjualan kartu telepon sudah tidak semarak dahulu. Begitu pula penjualan pulsa, masyarakat cenderung memilih pengisian pulsa dengan cara online. "Secara prospek, model bisnis TELE sendiri kurang menarik. Untuk sisi penjualan handphone pun secara porsi masih kecil," jelas Chris kepada Kontan.co.id, Kamis (16/7).

Lebih lanjut Chris menjelaskan, ke depan sebaiknya TELE memikirkan bisnis model baru untuk perkembangan perusahaan. Jika tetap pada model bisnis sekarang ini, maka kinerjanya akan cenderung tertekan.

Adapun Analis Pefindo Ayuningtyas dan Christyanto beranggapan pandemi Covid-19 semakin menekan kondisi likuiditas TELE. Sebab, pendapatannya terkikis dan perputaran piutang menjadi lebih panjang akibat dampak dari pandemi COVID-19.

Baca Juga: Nasib Modernland (MDLN) di Tangan Pemegang Obligasi

Sekedar informasi, mengutip dari keterbukaan informasi (3/7), TELE akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) untuk Obligasi berkelanjutan I Tiphone Tahap II tahun 2016 seri C dan obligasi berkelanjutan I Tiphone Tahap III tahun 2017 seri B.

Dalam RUPO itu akan dibahas mengenai tanggal pelunasan pokok obligasi, serta besarnya tingkat bunga obligasi dan tanggal pembayaran bunga obligasi. Selain itu, akan dibahas juga mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan obligasi berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×