kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringatan Jerome Powell buat harga minyak mentah menguat terbatas


Kamis, 14 Mei 2020 / 11:29 WIB
Peringatan Jerome Powell buat harga minyak mentah menguat terbatas
ILUSTRASI. Harga minyak mentah naik tipis.


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Harga minyak menguat tipis setelah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) di pekan lalu turun. Namun, penguatan emas hitam masih dibatasi oleh prospek suram dari perekonomian global sebagai akibat dari pandemi dan kekhawatiran terhadap kemungkinan gelombang kedua kasus virus corona.

Mengutip Reuters, Kamis (14/5) pukul 11.00 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures naik 6 sen, atau 0,2% menjadi US$ 29,25 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex naik 18 sen, atau 0,7% ke US$ 25,47 per barel.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis setelah stok minyak AS di pekan lalu turun 745.000 barel

Harga telah meningkat dalam dua minggu terakhir karena beberapa negara melonggarkan pembatasan dan lockdown yang dilakukan guna menahan penyebaran virus corona. Adanya pelonggaran ini memungkinkan pabrik dan toko dibuka kembali. 

Tetapi kasus-kasus baru virus corona kembali muncul di Korea Selatan dan China, semakin meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan gelombang kedua infeksi dan diperkirakan dapat membebani pemulihan ekonomi serta permintaan bahan bakar.

Sentimen negatif bagi minyak juga datang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan tentang periode panjang pertumbuhan ekonomi AS yang telah lemah ke posisi terendahnya. Dia juga menyerukan belanja fiskal tambahan untuk mencegah kerusakan lebih besar pada ekonomi Negeri Paman Sam. 

"Sulit untuk bersemangat karena rebound ini terlebih ketika ekonomi terbesar dunia itu memiliki ketidakpastian signifikan tentang prospek dan risiko resesi besar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Penurunan persediaan minyak mentah AS pada pekan yang berakhir 8 Mei lalu memang memberikan dukungan untuk harga di awal sesi perdagangan. Tetapi Moya bilang, penarikan lebih besar selama beberapa minggu ke depan akan diperlukan untuk mendorong harga.

Seperti diketahui, persediaan minyak mentah AS pada pekan yang berakhir 8 Mei, turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel. Menurut Energy Information Administration, ini menandai penurunan pertama sejak Januari 2020. 

Sebelumnya, hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters memperkirakan, stok minyak AS naik 4,1 juta barel pada pekan lalu. 

Baca Juga: Gagal bujuk perusahaan minyak, Irak hanya pangkas produksi minyak 700.000 per hari

Di tengah kemerosotan penggunaan bahan bakar, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan, pihaknya memperkirakan permintaan minyak global 2020 susut 9,07 juta barel per hari, lebih buruk daripada perkiraan kontraksi sebelumnya sebesar 6,85 juta barel per hari. 

Lebih lanjut OPEC bilang, penurunan terbesar terjadi pada kuartal kedua. "Permintaan (kuartal kedua) untuk minyak OPEC hanya 16,77 juta barel per hari, jauh di bawah tingkat produksi OPEC, bahkan ketika kepatuhan penuh terhadap pemotongan OPEC+ dipertimbangkan," kata ING Economics dalam memo.

OPEC+, kelompak gabungan antara OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, pada bulan April sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada bulan Mei dan Juni. Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, juga mengatakan akan memangkas produksinya sendiri dengan tambahan 1 juta barel per hari menjadi 7,5 juta barel per hari mulai Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×