Pergerakan Sahamnya Tak Wajar, BEI Awasi Saham OASA, FLMC dan CASH

Rabu, 27 Agustus 2025 / 09:15 WIB

ILUSTRASI. BEI pantau pergerakan saham PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) dan PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/08/2025

Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) dan PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH).

BEI menetapkan status unusual market activity (UMA) pada saham OASA lantaran terjadi indikasi pola transaksi yang tidak wajar. Sementara, saham FLMC dan CASH masuk pengawasan UMA karena adanya peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono menjelaskan pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

"Sehubungan dengan terjadinya UMA, perlu kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham OASA, FLMC dan CASH," kata Yulianto dalam keterangan tertulisnya yang ditandatangani, Selasa (26/8/2025).

Pada pembukaan perdagangan Rabu (27/8) pukul 09.01 WIB, saham OASA dibuka menguat 13,28% ke posisi Rp 290 per saham. Dalam sebulan terakhir, pergerakan harga saham ini sudah naik 45%.

Lalu, saham FLMC berada di level Rp 162 per saham atau mengalami penguatan 9,46% dalam sehari. Harga saham FLMC sudah meroket 230,61% pada sebulan perdagangan terakhir.

Terakhir, saham CASH saat ini diperdagangkan pada level Rp 100 per saham atau menurun 7,41% dari perdagangan sebelumnya. Dalam sebulan perdagangan, saham ini menguat 72,13%.

Dengan adanya pengumuman UMA tersebut, BEI berharap agar investor memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Selain itu, investor juga diharapkan mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.