Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasangan mata uang EUR/USD pada Kamis (14/2) cukup volatil. Pada pertengahan perdagangan hari ini, euro sempat melemah terhadap rival utamanya dollar AS. Namun, mengutip Bloomberg, pukul 18.45, EUR/USD kembali menguat 0,12% ke 1,1275.
Analis Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti mengatakan, dollar AS sempat rebound dan mengungguli semua rival utamanya setelah mendapat tenaga dari rilis laporan tingkat inflasi dari Departemen Tenaga Kerja AS.
Sedangkan, data dari Eurostat menunjukkan, produksi industri kawasan Eropa menurun untuk bulan kedua berturut-turut. "Rilis data ekonomi kawasan Eropa yang masih di area negatif ini masih terus membebani pergerakan euro untuk bisa kebali menguat terhadap dollar AS," kata Puja, Kamis (14/2).
Selain itu, pergerakan euro juga dibatasi komentar Kepala Bank Sentral Belanda Klaas Knot yang mengatakan kepada Financial Times bahwa perlambatan ekonomi di kawasan Eropa saat ini mungkin bertahan dalam beberapa kuartal ke depan.
Sementara, setelah penguatan beruntun selama delapan hari, dollar AS akhirnya tarik-menarik dengan beberapa mata uang utama lain karena permintaan untuk safe haven mulai melemah karena tanda-tanda bahwa pemerintah federal AS tidak akan ditutup lagi tahun ini.
Selain itu, risk appetite telah didukung petunjuk kuat dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan akan mendorong kembali batas waktu 1 Maret untuk pengenaan tarif baru AS pada impor produk China jika AS dan China membuat kemajuan dalm perundingan dagang.
"Meskipun rilis data inflasi AS dilaporkan stagnan nampaknya tidak mempengaruhi penguatan dollar AS," kata Puja. Di samping itu, rilis data inflasi inti AS bulanan yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, tumbuh 0,2% sesuai ekspektasi. Hasil ini pun tidak menunjukkan perubahan dari bulan sebelumnya.
Namun, yang memberikan kontribusi terhadap pergerakan dollar AS saat ini adalah isu perkembangan positif dalam negosiasi dagang AS-China. Presiden AS Donald Trump pada Rabu (13/02) menyatakan jika negosiasi membuahkan kemajuan, maka ada kemungkinan deadline gencatan perang dagang akan sedikit diundur.
Jumat (15/2) akan dirilis indikator ekonomi EA Balance of Trade DEC yang diprediksi akan naik dari € 19 miliar menjadi € 21,1 miliar. Meningkatnya data neraca perdagangan di kawasan Eropa ini akan berdampak favorable bagi euro.
Selanjutnya, pukul 20.00 WIB akan dirilis indikator ekonomi EA ECB Cœuré Speech dimana Benoit Coeuré selaku anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa akan menyampaikan pidatonya. Apabila pidato yang disampaikan cukup hawkish maka akan berdampak favorable bagi euro, pun begitu sebaliknya.
Kemudian, pukul 22.00 WIB akan dirilis indikator ekonomi US Michigan Consumer Sentiment Prel FEB yang diprediksi meninmgkat dari 91,2 menjadi 94,5. Naiknya indeks sentimen konsumen AS yang diterbitkan The University of Michigan yang meninjau tingkat relatif kondisi ekonomi saat ini dan mendatang ini akan berdampak favorable bagi dollar AS sehingga akan memberikan sentimen negatif bagi lanjutan pergerakan euro pada perdagangan selanjutnya.
Secara teknikal Puja menganalisis, grafik harian yakni indikator Moving Average Exponential (EMA) mengecil dengan arah kurs turun. Kemudian Vortex Indicator (VI) dengan kondisi red over blue yang melebar dimana arah kurs berpotensi melanjutkan koreksi.
Selanjutnya pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada diarea -12 yang menunjukkan kurs kurang kuat untuk naik. Secara umum, EUR/USD masih berpotensi melanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya.
Puja merekomendasi trading untuk pasangan EUR/USD dengan sell selama harga di bawah 1,1232 dengan level resistance antara 1,1319, 1,1374, 1,1458 dan support antara 1,1235, 1,1206, 1,1122.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News