Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 46,48 poin atau turun 0,65% ke level 7.094,60 pada akhir perdagangan Selasa (20/5). Namun, dalam sepekan belakangan, IHSG masih menguat 3,83%.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Imam Gunadi mengatakan, penguatan IHSG dalam sepekan terakhir disertai dengan arus masuk dana asing lebih dari Rp 5 triliun. hal itu dipicu oleh meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Konflik dagang tersebut sebelumnya menjadi salah satu faktor utama pelemahan berkepanjangan IHSG.
Menurutnya, sektor yang memberikan kontribusi paling signifikan terhadap penguatan indeks adalah sektor keuangan (IDXFINANCE), khususnya empat bank besar yang memiliki bobot besar dalam perhitungan IHSG.
"Untuk saat ini kami belum melihat adanya rotasi di sektor mana pun. Saat ini kami lebih overweight ke sektor perbankan khususnya big banks yang saat ini mempunyai kinerja yang masih baik dengan valuasi yang menarik," kata Imam kepada Kontan, Selasa (20/5).
Baca Juga: Menanti Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Begini Proyeksi IHSG untuk Rabu (21/5)
Terkait potensi pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia, Imam menjelaskan saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga berpeluang menjadi penggerak IHSG.
Yang paling utama adalah saham-saham perbankan, karena penurunan suku bunga akan berdampak positif pada penurunan biaya dana (cost of fund), peningkatan penyaluran kredit, serta potensi penurunan rasio kredit bermasalah (NPL), yang pada akhirnya akan memperkuat margin bunga bersih (NIM) bank.
Selain sektor perbankan, sektor properti dan multifinance juga akan terdampak positif karena suku bunga yang lebih rendah berpotensi mendorong permintaan terhadap produk seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Saat ini, perhatian pelaku pasar banyak tertuju pada dinamika perang dagang, khususnya antara China dan Amerika Serikat. Penurunan eskalasi konflik tersebut menjadi sentimen positif bagi IHSG, sementara peningkatan ketegangan cenderung memberikan tekanan.
Selain itu, potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia juga menjadi perhatian, didorong oleh sejumlah faktor seperti inflasi yang tetap terkendali, pertumbuhan ekonomi yang melambat, kontraksi pada PMI manufaktur, serta tren pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
Iman juga menyampaikan pergerakan IHSG hari ini membentuk bearish candle sebagai bentuk sikap pasar yang wait and see terhadap RDG BI besok dan sekaligus aksi taking profit setelah bullishnya IHSG dalam beberapa pekan ini.
"Maka dari itu, kami akan lebih merekomendasikan dengan strategi buy on breakout sebagai validasi dan buy on pullback sebagai management risiko atas potensi koreksi jangka pendek yang akan terjadi jika suku bunga tidak jadi dipangkas," tutup Imam.
Imam merekomendasikan untuk buy on breakout saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan entry level Rp 1.505, target harga Rp 1.600 dan stoploss di bawah Rp 1.455 per saham.
Selanjutnya: Dolar AS Melemah, Rupiah Diproyeksi Kembali ke Rp 16.200 dalam Jangka Pendek
Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News