kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Performa IHSG dan Pasar Obligasi Bergerak Flat Selama Februari 2023, Ini Pemicunya


Rabu, 01 Maret 2023 / 21:43 WIB
Performa IHSG dan Pasar Obligasi Bergerak Flat Selama Februari 2023, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Performa IHSG dan Pasar Obligasi Bergerak Flat Selama Februari 2023


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Performa pasar modal Indonesia cenderung bergerak flat di Februari 2023. Sinyal kenaikan suku bunga lebih tinggi oleh The Fed kembali membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan bahwa kondisi pasar memang sedang berfluktuatif selama bulan Februari. Walaupun secara bulanan kinerja IHSG masih relatif datar atau flat.

IHSG menguat tipis 0,06% secara bulanan di Februari 2023. Sementara, secara year to date (Ytd), IHSG masih tertekan 0,11% sampai akhir Februari 2023. 

Guntur bilang, salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG selama Februari adalah sikap the Fed yang cenderung lebih hawkish. Bank sentral AS tersebut memberikan sinyal akan kembali agresif dalam menaikkan tingkat suku bunga untuk mengejar target penurunan inflasi. 

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Mencapai Level 7.500 pada 2023, Cermati Sejumlah Sektor Ini

"Kondisi ketidakpastian inilah yang menyebabkan kondisi pasar ekuitas global termasuk IHSG sedikit tertekan," kata Guntur kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3).

Hal serupa terjadi pada kinerja pasar surat utang tanah air, terutama obligasi pemerintah. Dalam rentang sebulan terakhir, imbal hasil atau yield masih berfluktuasi.

Guntur melihat bahwa yield untuk Surat Utang Negara (SUN) yakni 10 year Indo Goverment bond juga mengalami kenaikan karena sikap the Fed yang lebih hawkish. Sebelumnya, yield dari level 6,5% sempat naik ke level 6,8%. 

Sementara, obligasi korporasi atau Corporate Bond bergerak tidak begitu volatil seperti obligasi pemerintah. Di mana, kondisi likuiditas juga berbeda karakternya. 

Obligasi korporasi tidak terlalu sering diperdagangkan seperti obligasi negara. Dengan demikian, pergerakan harga juga tidak mengalami perubahan yang signifikan. 

Baca Juga: IHSG Berpeluang Melemah Pada Selasa (28/2), Dibayangi Rilis Data Ekonomi

Mengutip situs Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indobex government bond berada di level 342,17 pada akhir Februari 2023, atau turun tipis 0,07% dari akhir Januari 2023 yang berada di 342,43. 

Sedangkan, Indobex Corporate Bond naik 0,49% ke level 397,30 pada akhir Februari 2023. Di akhir Januari 2023, indeks yang menunjukkan kinerja obligasi perusahaan itu berada di 395,36. 

Guntur menjelaskan bahwa baik pasar saham dan obligasi ke depannya masih berpotensi untuk mencatatkan kinerja positif di tahun ini. Hal tersebut tentunya sangat bergantung pada kondisi global makro dan geopolitik.

Guntur berujar, investor asing masih akan melirik pasar surat utang Indonesia sebagai market yang menarik. Sebab, Indonesia didukung data perekonomian yang positif seperti surplus neraca perdagangan, dan pertumbuhan GDP yang masih cukup baik.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Mulai Naik di Semester Kedua, Simak Saham Pilihan di 2023

Kondisi pasar dan geopolitik sekarang dianggap mencerminkan sentimen yang mendukung.

Misalnya kondisi makro perekonomian di Indonesia masih cukup baik, tingkat kenaikan inflasi yang secara relatif masih terkontrol, neraca perdagangan juga dalam kondisi surplus, dan nilai tukar yang relatif masih cukup kuat jika dibandingkan negara lainnya. 

"Walaupun dalam waktu dekat kondisi masih akan berfluktuasi, tapi secara jangka panjang, potensi dan prospek pasar saham dan obligasi di Indonesia masih menarik," pungkas Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×