Reporter: Grace Olivia | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati sentimen perang dagang mereda lantaran wacana pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China, mata uang dollar AS kian perkasa di hadapan yen. Ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserves dalam bulan ini masih memberi tenaga bagi dollar AS dan sebaliknya memberi tekanan pada kurs yen.
Mengutip Bloomberg, Kamis (13/9) pukul 18.40 WIB, pasangan mata uang USD/JPY menguat 0,26% ke posisi 111,55. Dalam sepekan terakhir, dollar AS menguat 0,72% terhadap yen.
Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti, berpendapat, saat ini investor terus memonitor perkembangan terbaru dari konflik perdagangan antara AS-China.
Seperti yang diketahui, pemerintahan Presiden Trump dikabarkan mengundang China untuk memulai kembali pembicaraan mengenai perang tarif impor yang selama ini menjadi masalah bagi kedua negara dan risiko bagi perekonomian global. Sebelumnya, Presiden Trump telah berencana menaikkan tarif tambahan atas barang China senilai US$200 miliar dalam waktu dekat.
"Tampaknya, AS lebih memilih untuk mengambil jalur pembicaraan lebih dahulu, karena menilai masih ada peluang tercapainya kesepakatan AS dengan China," ujar Puja, Kamis (13/9).
Ekspektasi pelaku pasar terhadap perkembangan isu perang dagang serta kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat kurs dollar AS tetap bertenaga di hadapan mata uang rival utamanya, termasuk yen. Namun, selain data indikator inflasi alias CPI AS untuk bulan Agustus yang rilis nanti malam, pergerakan USD/JPY selanjutnya juga akan dipengaruhi data penjualan ritel AS di bulan Agustus besok yang diprediksi turun menjadi 0,4%
Sementara, besok akan dirilis juga data produksi industri Jepang di bulan Agustus yang diprediksi mengalami kenaikan dari sebelumnya -1,8% menjadi -0,1%. Menurut Puja, kedua data dari masing-masing negara tersebut berpotensi menjadi sentimen positif bagi mata uang yen di perdagangan selanjutnya.
Secara teknikal, Puja melihat saat ini indikator Moving Average Exponential (EMA) melebar dengan arah kurs naik. Sementara, Vortex Indicator (VI) menunjukkan kondisi blue over red yang mengecil di mana arah USD/JPY berpotensi untuk terkoreksi.
Selanjutnya, indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area +2 yang menunjukkan kurs kurang kuat naik. "Secara umum USD/JPY masih berpotensi untuk naik terbatas pada perdagangan selanjutnya," pungkas Puja.
Untuk itu, ia memberi rekomendasi buy pasangan USD/JPY selama harga diatas 111.63 dengan level support antara 111,01 - 110,78 - 110,24 dan resistance 111,55 - 111,86 - 112,40.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News