kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Perang dagang bikin harga komoditas logam menurun


Minggu, 19 Agustus 2018 / 14:27 WIB
Perang dagang bikin harga komoditas logam menurun
ILUSTRASI. Aluminium


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas metal cenderung menurun. Mengutip Bloomberg, Jumat (17/8) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) melemah 0,20% dari hari sebelumnya menjadi US$ 5.926 per metrik ton. Harga timah kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) menguat 0,48% di level US$ 18.705 per metrik ton.

Harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,88% di level US$ 2.030 per metrik ton. Sedangkan harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada posisi US$ 13.230 per metrik ton.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, ada empat komoditas metal yang harganya berjatuhan yaitu tembaga, nikel, timah, dan aluminium. Meski turun, ada kemungkinan harganya tidak akan turun drastis karena fundemental komoditas logam masih bisa menopang harga. "Komoditas timah masih cukup bagus, karena fundemental masih bisa menolong pergerakan harga," kata Andri, Kamis (16/8).

Penyebab utama harga-harga komoditas ini melemah adalah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara yang saling membalas tarif impor ini membuat permintaan komoditas metal juga semakin menurun. Adanya rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve juga semakin menekan harga.

Namun menurut Andri, saat ini harga komoditas logam ada potensi untuk rebound. Rencananya, pada akhir bulan ini China akan mengutus salah satu perwakilannya ke AS guna untuk mencari titik terang perang dagang. Tekiknal rebound yang terjadi kemungkinan hanya akan belangsung jangka pendek.

"Jika seandainya tercapai sebuah kesepakatan, pasar optimistis harga bisa rebound cukup tinggi," imbuhnya.

Dari keempat komoditas tersebut, menurut Andri tembaga yang harganya masih akan sulit untuk kembali naik. Pasokan tembaga tidak ada masalah. Namun, permintaan dari China sudah berkurang. Harga tembaga saat ini bahkan mencapai level support US$ 5.900 per metrik ton.

Andri memproyeksikan harga tembaga dalam jangka pendek akan berkisar US$ 5.500-US$ 6.000 per metrik ton, timah berada di kisaran harga US$ 17.800- US$ 18.100 per metrik ton.

Harga nikel saat ini memang sudah berada di area support US$ 12.900-US$ 13.000 dan untuk jangka pendeknya akan berada di kisaran US$ 13.600-US$ 13.700 per metrik ton. Harga aluminium dalam jangka pendek akan berada di kisaran US$ 1.900- US$ 2.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×