Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak merosot lagi pada Senin (27/4) di tengah kekhawatiran tentang kapasitas penyimpanan yang langka, terutama di Amerika Serikat (AS), dan kelesuan ekonomi global akibat pandemi virus corona.
Mengutip Reuters, Senin (27/4) pukul 21.15 WIB, harga minyak berjangka Amerika Serikat yakni West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari US$ 4 per barel di tengah kekhawatiran bahwa penyimpanan minyak di Cushing, Oklahoma, akan segera mencapai kapasitas penuh.
Harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex turun US$ 4,63, atau 27,3%, menjadi US$ 12,31 per barel. Sementara harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juni 2020 juga ambles US$ 1,81, atau 8,4%, pada US$ 19,63 per barel. Kontrak minyak Brent bulan Juni berakhir pada hari Kamis (30/4).
Baca Juga: Pelabuhan Singapura dipenuhi kapal tanker yang berisi minyak
Harga minyak berjangka ini menandai penurunan ketiga berturut-turut, dengan Brent berakhir turun 24% dan WTI melemah sekitar 7%. Harga sekarang telah turun selama delapan dari sembilan minggu terakhir.
"Pasar tahu bahwa masalah penyimpanan tetap dan kami berada di jalur yang dihitung untuk mencapai puncak tangki dalam beberapa minggu. Harga tidak dapat melakukan hal lain kecuali melemah ketika produsen tidak akan memiliki tempat untuk menyimpan minyak segera," kata Kepala Analis Minyak Rystad Energy Bjornar Tonhaugen.
Turunnya harga kontrak WTI Juni mungkin telah dipicu sebagian oleh investor pindah ke bulan ini setelah kontrak Mei terjerumus ke wilayah negatif untuk pertama kalinya pada minggu lalu sebelum kontrak berakhir.
"Pergeseran minat terbuka dari Juni akan memiliki konsekuensi negatif bagi likuiditas kontrak, yang berpotensi menyebabkan volatilitas yang lebih besar pada harganya." Harry Tchilinguirian, ahli strategi minyak global di BNP Paribas di London, mengatakan kepada Reuters Global Oil Forum.
Persediaan minyak mentah AS naik menjadi 518,6 juta barel dalam sepekan hingga 17 April. Posisi ini mendekati rekor 535 juta barel yang terjadi pada 2017 silam.
Cushing, titik pengiriman untuk minyak WTI, sudah 70% penuh pada pertengahan April, meskipun pedagang mengatakan semua ruang yang tersedia sudah disewakan.
Output ekonomi global diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 2% tahun ini, lebih buruk dari krisis keuangan, sementara permintaan minyak telah anjlok 30% karena pandemi virus corona.
Di AS sendiri, rekor 26,5 juta orang AS telah mengajukan tunjangan pengangguran sejak pertengahan Maret dan Kantor Anggaran Kongres meramalkan ekonomi akan mengalami kontraksi hampir 40% pada kuartal kedua.
Baca Juga: Wall Street dibuka menguat setelah makin banyak negara bagian AS longgarkan lockdown
"Neraca minyak saat ini benar-benar mengerikan, dan tidak ada perbaikan yang diantisipasi sampai setelah Juni karena penurunan besar-besaran dalam permintaan minyak global," kata broker minyak PVM Tamas Varga.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, bulan ini berjanji akan memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Mei dan Juni.
Kuwait dan Azerbaijan mengoordinasikan pengurangan produksi minyak, sementara Rusia akan mengurangi separuh ekspor barat lautnya di bulan Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News