kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.879   1,00   0,01%
  • IDX 7.306   110,41   1,53%
  • KOMPAS100 1.121   16,34   1,48%
  • LQ45 892   15,04   1,72%
  • ISSI 222   1,71   0,78%
  • IDX30 458   9,33   2,08%
  • IDXHIDIV20 552   12,50   2,32%
  • IDX80 129   1,41   1,11%
  • IDXV30 137   2,08   1,55%
  • IDXQ30 152   3,28   2,20%

Penyerapan PEN masih rendah, rupiah diprediksi menguat terbatas hari ini (17/9)


Kamis, 17 September 2020 / 06:30 WIB
Penyerapan PEN masih rendah, rupiah diprediksi menguat terbatas hari ini (17/9)


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (17/9) berpotensi melanjutkan penguatan meskipun cenderung terbatas. Adapun sentimen penggerak rupiah pada perdagangan besok (9/9) datang dari sentimen eksternal maupun internal.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (16/9) kurs rupiah tercatat menguat 0,01% ke Rp 14.843 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah naik 0,17% ke level Rp 14.844 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.870 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, nilai tukar rupiah kembali menguat pada hari ini sebab pernyataan The Federal Reserve kembali dovish dan menekan dolar AS.

Hal itu sudah terlihat dari penurunan indeks dolar AS yang kembali ke level 92,9 atau turun -0,28% sepekan terakhir. "Sementara itu, rupiah juga diuntungkan dengan masih besarnya ketidakpastian di pasar keuangan AS," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).

Baca Juga: Rupiah ditutup naik tipis 0,01% ke Rp 14.843 per dolar AS pada Rabu (16/9)

Sementara itu, Bhima mengungkapkan, sentimen dari dalam negeri masih berasal dari pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2021. Fokus pasar cenderung mengacu pada pembahasan terkait dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Dia bilang, sejauh ini realisasi PEN per 14 September masih rendah yakni 34,1% dari total anggaran Rp 695 triliun. Di mana, insentif untuk dunia usaha baru cair 16,39%. 

Rendahnya serapan stimulus menjadi kekhawatiran investor terhadap kontraksi ekonomi di kuartal ke III-2020, khususnya di tengah pengetatan kembali PSBB di wilayah ibu kota. 

"Jadi, meskipun rupiah menguat terhadap dollar AS, diperkirakan tidak signifikan. Proyeksi rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 14.780 per dolar AS hingga Rp 14.840 per dolar AS," tandasnya.

Selanjutnya: Menanti pernyataan The Fed, rupiah diprediksi kembali menguat pada Kamis (17/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×